Kupang (ANTARA News) - Masyarakat Desa Noemuke di wilayah Amanuban Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur, mulai makan putak (sagu) akibat gagal panen dalam musim tanam tahun ini.

"Ini pertanda bahwa masyarakat sudah kehabisan bahan makanan. Mereka ke hutan di sekitarnya untuk membelah batang gewang (sejenis pohon lontar) untuk mendapatkan isinya," kata Zet Babys (68), seorang penduduk setempat, Rabu.

Isi dari batang gewang yang disebut putak atau orang Ambon, Maluku, dan Papua menyebutnya sagu, kemudian dikeringkan dan diolah menjadi bahan makanan.

"Jagung dan padi mati akibat panas berkepanjangan. Tahun ini benar-benar kering sehingga tak ada satu tanaman pun yang bisa hidup," ujar Naiboho Efradus (53), seorang petani lainnya.

Hamparan persawahan di dataran Bena yang merupakan salah satu lumbung pangan di wilayah Kabupaten Timor Tengah Selatan juga tampak kering kerontang akibat terhentinya sistem distribusi air ke kawasan irigasi tersebut.

"Tahun ini bisa terjadi ancaman kelaparan. Kami harapkan pemerintah segera mengambil langkah-langkah untuk mengantisipasi seperti dengan proyek padat karya untuk membantu masyarakat setempat," kata Babys.

Di Desa Oebelo yang juga masih di wilayah Kecamatan Amanuban Selatan, pemerintahan Bupati Timor Tengah Selatan Paul VR Mella telah membantu enam unit pompa air sehingga bisa dimanfaatkan para petani untuk menanam tanaman palawija dan hortikultura.

Sumber airnya berasal dari sumur bor sehingga cukup membantu masyarakat setempat untuk mengolah lahan baru guna menanam tanaman palawija dan hortikultura.

"Hanya ini yang bisa kami harapkan, karena jagung dan padi sudah mati semuanya. Tahun ini hujan amat sangat kurang," tambah Gregorius Banunaek (37), seorang petani lainnya.(L003/E011)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010