Surabaya (ANTARA News) - Mantan Gubernur Jawa Timur H.M. Noer semasa hidupnya pernah berwasiat, jika dirinya meninggal dunia kelak jenazahnya dilewatkan di Jembatan Surabaya-Madura (Suramadu).

"Beliau semasa hidupnya pernah berwasiat, jika meninggal kelak, jenazahnya ingin dilewatkan Suramadu," kata Prof. dr. Syaifuddin Noer, Sp.BP, putra ketiga H.M. Noer, saat ditemui di rumah duka, Jalan Anwari Nomor 11 Surabaya, Jumat.

Selain itu, wasiat almarhum lainnya adalah jenazah disalatkan di Masjid Al Falah, Masjid Agung Bangkalan, dan Masjid Agung Sampang, sebelum dimakamkan di makam keluar Sumur Kumpa, Sampang, Madura, Sabtu (17/4) besok.

Di Masjid Al Falah, H.M. Noer tercatat sebagai ketua yayasan, sedangkan di Bangkalan, dia pernah menjabat sebagai bupati dan di Sampang sebagai daerah kelahiran serta adik almarhum, Noer Tjahja, menjabat sebagai Bupati Sampang.

H.M. Noer meninggal dunia di "Intensive Care Unit" (ICU) RS Darmo, Surabaya, Jumat pagi sekitar pukul 08.50 WIB di usianya yang ke-92 akibat kegagalan multiorgan.

Menurut Syaifuddin, jenazah ayahnya akan disalatkan di Masjid Al Falah, Jalan A. Yani, Surabaya, Sabtu (17/4) pagi setelah salat subuh.

Sementara itu, Poengrahman, keponakan H.M. Noer, menjelaskan, sejak 21 September 2009, M Noer menjalani perawatan intensif di RS Darmo, Surabaya.

"Sebenarnya bapak tidak gerah (sakit) apa-apa tetapi karena sudah sepuh (tua) saja," kata Poengrahman yang menjadi Sekretaris Yayasan Asma Indonesia Cabang Jatim, yang ketuanya dijabat H.M. Noer.

Almarhum meninggalkan seorang istri, delapan orang anak, dan 21 orang cucu.

Di tempat yang sama Bupati Bangkalan Fuad Amin mengatakan semua masyarakat Madura sangat kehilangan karena H.M. Noer merupakan tokoh ulama, tokoh masyarakat, tokoh pemerintahan, dan penggagas Jembatan Suramadu.
(M038/B010)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010