Brasilia (ANTARA News/AFP) - Brasil, India dan Afrika Selatan dalam satu pertemuan tingkat tinggi, Kamis sepakat bahwa diperlukan lagi diplomasi dalam konflik internasional dengan Iran menyangkut program nuklirnya yang kontroversial itu.

Kesepakatan itu, yang dicapai dalam satu pertemuan singkat menjelang Konperensi Tingkat Tinggi Brazil, Rusia, India, dan China (KTT BRIC) di Brasilia, berpegang pada sikap Brasil yang membela Iran menyangkut usaha-usaha di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) untuk menjatuhkan sanksi-sanski lagi terhadap republik Islam itu.

Presiden Brasil, Luiz Inacio Lula da Silva, Perdana Menteri (PM) India, Manmohan Singh, dan Presiden Afrika Selatan, Jacob Zuma. Dalam pernyataan bersama, mereka menegaskan, "Mengakui hak Iran untuk mengembangkan program nuklir bagi tujuan-tujuan damai sesuai dengan kewajiban-kewajiban internasionalnya."

Mereka menyerukan Iran bekerjasama "penuh" dengan Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) dan mentaati resolusi-resolusi Dewan Keamanan PBB.

Tetapi, mereka juga menegaskan "perlunya satu penyelesaian damai dan diplomatik atas masalah itu."

Ketiga negara itu juga menegaskan ambisi-ambisi terpisah mereka yang lama untuk mempunyai kekuasaan membuat keputusan di Dewan Keamanan PBB dengan mengatakan reformasi-reformasi ke depan PBB memerlukan "perluasan kategori-kategori keanggotaan tetap dan tidak tetapnya, dengan menambah keikut sertaan dari negara-negara berkembang di kedua kategori itu."

India, yang memiliki senjata-senjata nuklir,menyatakan prihatin dengan Brasil dan Afrika Selatan -- dua negara yang melepaskan program-program senjata-senjata nuklir mereka beberapa tahun lalu-- bahwa tidak adanya kemajuan bagi "pemusnahan total senjata-senjata nuklir" mengkhawatirkan.

Brasil dan Afrika Selatan mengecam serangan-serangan yang terjadi belum lama ini di India termasuk pembunuhan oleh pemberontak Maois awal tahun ini terhadap 76 polisi sebagai "terorisme."

Ketiga negara itu menyerukan peningkatan kerjasama untuk memerangi terorisme dengan menghormati penuh hukum internasional.

Para pemimpin itu juga mendukung usaha-usaha untuk memulai kembali putaran perundingan Doha dalam Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), yang menjanjikan dana tambahan dua juta dolar untuk mmbantu usaha rekonstruksi akibat gempa di Haiti, dan mengumumkan pembangunan satelit-satelit bagi cuaca dan observasi Bumi.
(Uu.H-RN/B002/P003)

Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010