Jakarta (ANTARA News) - Polda Metro Jaya membantah jika aparat kepolisian sengaja "lepas tangan" dalam insiden bentrokan warga dengan Satpol PP di Koja, Tanjung Priok, Jakarta Utara, beberapa waktu lalu.

"Kalau meninggalkan (lokasi) berarti tidak ada luka bacok tiga anggota kepolisian," kata Kabid Humas Polda Metrojaya Kombes Pol Boy Rafli Amar di Markas Polda Metro Jaya, Senin.

Boy mengungkapkan kejadian bentrokan antara warga dengan Satpol PP di Koja itu menyebabkan korban luka dari pihak kepolisian sebanyak 23 personil.

Bantahan Boy itu disampaikan terkait pernyataan Kepala Satpol PP Kepulauan Seribu DKI Jakarta, Hotman Sinambela, yang menuturkan polisi meninggalkan anggota Satpol PP saat kerusuhan terjadi di Koja.

Hotman juga menyatakan polisi lamban menangani kerusuhan saat situasi tidak kondusif sehingga memakan korban tewas dan ratusan luka.

Boy menegaskan, polisi sudah mengambil alih pengamanan untuk mencegah potensi kerusuhan yang lebih meluas dengan menambah jumlah personel di tempat itu.

"Mungkin kalau tidak dilakukan (pencegahan), korban bisa lebih banyak," ujarnya.

Menurut Boy, anggota polisi yang kerahkan saat terjadi kerusuhan mencapai 650 personel terdiri dari Polres Metro Kesatuan Pelaksana Pengamanan Pelabuhan Tanjung Priok, Polres Metro Jakarta Utara, Brigade Mobil (Brimob) dan Samapta Polda Metro Jaya.

Bahkan Direktorat Kepolisian Perairan (Ditpolair) Polda Metro Jaya mengerahkan empat unit kapal patroli untuk mengevakuasi ratusan anggota Satpol PP yang terjebak di tengah amukan massa.

Saat kerusuhan pertama terjadi, Kapolda Metro Jaya Irjen Wahyono sempat menginstruksikan para Kapolres untuk berkoordinasi dengan komandan Satpol PP agar mengevaluasi rencana penertiban makam dan bangunan di Koja itu.

Boy menyebutkan posisi polisi netral dan mencegah konflik yang meluas, serta mengambil langkah persuasif tanpa ada tindakan represif (kekerasan) untuk menghalau kerusuhan massa itu.

Insiden bentrokan antara warga dan Satpol PP terjadi saat penertiban Makam Habib Hasan bin Muhammad Al Hadad atau Mbah Priok, Rabu (14/4), menewaskan tiga anggota Satpol PP, serta melukai 134 orang terdiri dari polisi, Satpol PP dan warga.

Massa juga membakar sedikitnya 50 unit kendaraan milik Satpol PP dan polisi termasuk kendaraan wartawan, serta kendaraan berat untuk menertibkan bangunan di sekitar makam Mbah Priok.

(T.T014/S026)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010