Ternate (ANTARA News) - Hujan lebat yang melanda wilayah Maluku Utara (Malut) dalam sepekan terakhir telah menimbulkan banjir di sejumlah lokasi, di antaranya di Kecamatan Jailolo Selatan, Kabupaten Halmahera Barat dan Kecamatan Oba, Tidore Kepulauan (Tikep).

Keterangan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Malut di Ternate, Selasa, menyebutkan, banjir yang terjadi di Kecamatan Jailolo Selatan, Halbar pada Minggu (18/4) menggenangi ratusan rumah warga pada tiga desa di Kecamatan itu.

Banjir yang terjadi di Kecamatan Jailolo Selatan tersebut disebabkan meluapnya sungai di daerah itu menyusul hujan deras yang turun sejak sepekan terakhir. Banjir di kecamatan itu merusak puluhan rumah warga.

Kepala Dinas Sosial Halbar, Kurnia Duwila ketika dihubungi mengaku pihaknya telah menyalurkan bantuan bahan makanan dan peralatan dapur kepada para korban banjir di Kecamatan Jailolo Selatan tersebut.

Sedangkan banjir yang terjadi di Kecamatan Oba, Kota Tikep, sesuai dari BPBD Malut mengakibatkan puluhan rumah warga serta lahan pertanian dan kolam warga setempat tergenang air setinggi hampir satu meter.

Banjir di wilayah tersebut juga mengakibatkan banyaknya ikan di kolam warga hanyut terbawa air, selain itu puluhan ton kelapa warga di kebun yang akan diolah menjadi kopra juga habis terbawa banjir.

Hujan lebat yang melanda Kota Tikep dalam sepekan terakhir juga mengakibatkan tanah longsor di sejumlah lokasi di daerah itu, di antaranya di Kecamatan Tidore Timur, namun tanah longsor itu tidak sampai mengakibatkan korban jiwa maupun kerusakan fisik.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Ternate sebelumnya telah mengingatkan kepada masyarakat Malut mengenai tingginya curah hujan di wilayah Malut pada April dan Mei ini yang berpotensi menimbulkan banjir.

Seorang aktivis lingkungan di Malut, Djafar mengatakan, terjadinya banjir di kedua kabupaten tersebut hendaknya menjadi peringatan bagi pemda setempat mengenai kondisi lingkungan yang semakin rusak.

Oleh karena itu, pemda meminta segera menghijaukan kembali kawasan hutan yang telah kritis serta menindak tegas masyarakat dan pengusaha yang melakukan pembalakan liar dan perambahan hutan secara ilegal.

(T.L002/R009)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010