Jakarta (ANTARA News) - Kaptan, seorang petani dari suku minoritas Turki tewas saat berusaha mempertahankan rumahnya melawan 100 penyerang yang bersenjata di pinggir ibukota Kirgistan.

Mayatnya ditinggalkan tergeletak di depan pintu rumahnya, yang berlantai dua, Senin malam, setelah ratusan pria Kirgis menyerbu desa Mayevka.

Mereka menjarah dan membakar puluhan rumah serta gudang. Empat orang lagi dibunuh dalam kerusuhan saat kerusuhan meletus di negara Asia Tengah itu.

"Setiap orang melarikan diri tapi ia melawan. Jadi, mereka menikam dia hingga menemui ajal dengan pisau dan garpu jerami," kata Alik Aliyev, kerabat dan tetangga Kaptan, sebagaimana dilaporkan oleh wartawan Reuters, Maria Golovnina.

"Mereka mengambil semuanya dari rumah tersebut. Mereka bahkan merontokkan giginya untuk mencari pelapis emas," kata Aliyev.

Gerombolan orang Kirgis itu terutama telah mengincar orang dari suku minoritas Turki pada awal revolusi yang menggulingkan presiden Kurmanbek Bakiyev pada 7 April.

Rusia, yang menyatakan etnik Rusia juga telah terancam, telah memerintahkan militernya melindungi orang Rusia di Kirgistan, sementara para pemimpin baru sementara di negeri tersebut berjuang meredakan keadaan.

Seperti banyak pinggiran ibukota negeri tersebut, Bishkek, yang berdekatan, Mayevka dihuni oleh orang Turki Meshkhetian dan Rusia, dan rumah di daerah tersebut, yang terbuat dari batu, dan tamannya yang teduh tertata rapi di bawah bayang-bayang puncak gunung yang dilapisi salju.

Serangan itu, yang dipicu oleh pertikaian kepemilikan lahan setempat, telah meningkatkan kerusuhan etnik lain di negara yang kebanyakan warganya pemeluk agama Islam dengan susunan suku yang rumit tersebut.

Perselisihan semacam itu sebenarnya jarang terjadi.  Setelah fajar terbit Selasa, warga desa kembali ke Mayevka untuk mengais reruntuhan dan mencari kerabat yang hilang.

Hidup di reruntuhan

Banyak orang berjalan bekeliling, dan hanya menemukan tumpukan debu serta puing tempat dulu rumah mereka berdiri.

Kaum perempuan menangis dan pria berpelukan. Seorang anak berdiri di pinggir jalan kotor, sambil memegang ayam dan memandangi tembok yang menghitam.

Warga setempat mengatakan para penyerang secara khusus mengincar orang Turki karena mereka dipandang lebih kaya dan kelompok minoritas yang lebih rentan.

Sebagian pemilik lahan dari suku Rusia, yang mengetahui bahwa gerombolan tersebut terutama mengincar orang dari suku Turki, telah menuliskan "orang Rusia di sini" di gerbang rumah mereka.

Orang Turki Meskhetian di Kirgistan berasal dari republik bekas Uni Sovyet, Georgia, tapi dideportasi ke Asia Tengah oleh pemimpin Uni Sovyet Josef Stalin pada 1944, ketika ia juga memindahkan seluruh orang Chechnya dan Ingushetia dari Rusia selatan.

Suku Kirgistan merupakan 70 persen dari 5,3 juta warga di negeri itu, dan orang Rusia delapan persen.

Orang Turki, Uzbek dan suku lain minoritas merupakan sisa warga di negeri tersebut.

Duta Besar Turki Nejat Akcal mengunjungi desa itu segera setelah keadaan tenang kembali dan memeriksa satu rumah yang berubah jadi puing.

"Itu adalah kejadian yang mengerikan. Itu mestinya tak seperti ini," kata Akcal. "Saya harap keadaan akan lebih baik besok atau sehari sesudahnya. Ini adalah masa peralihan."

Kebanyakan warga setempat menuduh pemerintah sementara, yang dibentuk setelah Bakiyev digulingkan, kehilangan kendali atas keamanan, sehingga memungkinkan gerombolan bersenjata melakukan penjarahan secara bebas.

"Kami tak memiliki harapan pada pemerintah baru," kata Khulizar Dursunova (45), yang rumahnya dibakar pada malam hari.

"Mereka telah menguasai (istana presiden) Gedung Putih dan sekarang mereka merampok dan membunuh kami," katanya sementara pecahan kaca berada di kakinya.

Pemerintah baru mengirim tentara ke daerah itu pada Senin untuk meredam kerusuhan, dan menangkap puluhan pengacau. Penduduk setempat mengatakan pasukan mereka tiba sudah sangat terlambat.

"Kami menghubungi polisi selama jam-jam untuk meminta bantuan," kata Nazli, seorang perempuan setempat. "Seorang petugas akhirnya mengangkat telefon dan mengatakan, `Itu masalah anda, hadapi mereka sendiri`." (*)

C003/T010

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010