Surabaya (ANTARA News) - Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (BP Migas) dinilai tidak serius untuk melibatkan pengusaha lokal dalam aktivitas eksplorasi minyak dan gas.

Pernyataan itu diungkapkan Wakil Ketua Umum Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur Nelson Sembiring, saat menghadiri acara Vendors Day EJSCMCF dan sosialisasi peningkatan kerja sama dengan perbankan di dunia migas yang digelar BP Migas di Surabaya, Rabu.

Menurut ia, hingga saat ini belum ada pengusaha lokal yang diberi kesempatan untuk masuk dan bermitra dalam kegiatan eksplorasi migas, kendati hanya untuk pengadaan katering karyawan atau hal-hal kecil lainnya.

"Kalaupun ada beberapa pengusaha Jatim yang bermain di sektor migas, keberadaannya masih perlu dipertanyakan. Apakah mereka benar-benar pengusaha Jatim karena hingga detik ini tidak ada satu pun anggota Kadin Jatim yang dilibatkan dalam bisnis tersebut," katanya.

Bahkan, Nelson juga menyoroti ketidakseriusan BP Migas saat mengundang Kadin Jatim hadir di acara sosialisasi tersebut.

"Kami diundang di acara ini hanya melalui SMS pada jam empat pagi sebelum acara. Ini menunjukkan kalau mereka (BP Migas) belum serius melibatkan kami sebagai pengusaha lokal," tambahnya.

Sementara untuk menjadi mitra, lanjut Nelson, BP Migas juga memberikan persyaratan yang cukup sulit, seperti harus sudah pernah bermitra selama lima tahun, meski menjadi subkontraktor.

Apabila persyaratan tersebut tetap diberlakukan, pengusaha lokal baru bisa mendapatkan kesempatan masuk dalam bisnis tersebut, ketika sumber daya migas di Jatim telah habis.

"Mereka menyatakan setuju dan berjanji pada Mei mendatang akan melakukan sosialisasi dengan Kadin Jatim. Kita tunggu saja bagaimana keseriusan mereka, karena sebenarnya dalam ketentuannya kandungan lokal harus mencapai sekitar 30 persen," ujar Nelson.

Ketua Umum Kadin Jatim La Nyalla Machmud Mattalitti yang dikonfirmasi terpisah, mengaku kecewa dengan sikap yang ditunjukkan BP Migas perwakilan Jatim, Papua dan Maluku (Japalu), terutama terkait undangan menghadiri acara sosialisasi yang disampaikan kepada Kadin.

"Undangan melalui SMS yang mendadak itu sudah menunjukkan kalau BP Migas tidak berniat melibatkan pengusaha Jatim untuk mendapatkan pekerjaan di sektor migas. Kami protes keras kejadian ini," kata La Nyalla.

Menurut ia, BP Migas Japalu semestinya menunjukkan komitmen untuk mendahulukan perusahaan di daerah dengan memberi kesempatan bermitra bersama perusahaan nasional atau internasional dan mendorong penerapan kandungan lokal sebesar 30 persen.

Sebelumnya, Wakil Ketua Komite Tetap Pertambangan dan Migas Kadin Jatim Yudhi Madjid mengungkapkan potensi migas di Jatim cukup besar, dimana terdapat sekitar 14 perusahaan yang sedang eksplorasi dan 11 perusahaan yang sudah berproduksi.

Dari 14 lokasi eksplorasi baru yang dirilis BP Migas belum lama ini, delapan di antaranya berlokasi di wilayah Jatim, salah satunya di Kangean, Madura.

Data yang dicatat Kadin Jatim menyebutkan, ada sekitar 42 perusahaan yang berminat melakukan eksplorasi migas pada tahun ini dengan nilai investasi mencapai 50 miliar dolar AS. (D010/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010