Moskow (ANTARA News/AFP) - Rusia pada Kamis mengumpulkan 5,5 miliar dolar dalam penerbitan obligasi internasional pertama sejak krisis keuangan 1998, karena negara itu mencari cara-cara baru untuk meningkatkan keuangannya setelah krisis keuangan.

Penerbitan obligasi euro (eurobond) berjangka waktu lima tahun dengan volume 2,0 miliar dolar dan terpisah obligasi 10-tahun dengan volume 3,5 miliar dolar mengalami "oversubscribed" (kelebihan permintaan) besar-besaran, kantor berita resmi RIA Novosti melaporkan.

Kantor berita Interfax mengatakan imbal hasil (yield) dari obligasi euro 5-tahun adalah 3,741 persen dan 5,082 persen pada obligasi 10-tahun.

Penerbitan itu adalah sebuah peristiwa penting dalam kebijakan keuangan modern Rusia dan pejabat mengatakan pihaknya bisa meminjam total hanya di bawah 18 miliar dolar dari pasar internasional tahun ini.

Rusia telah menghindari pinjaman dari pasar obligasi internasional setelah krisis keuangan 1998 ketika ekonomi masuk ke krisis dan negara gagal dalam utang.

Tetapi krisis keuangan global 2008 -- yang menyebabkan ekonomi menyusut sebesar 7,9 persen tahun lalu -- telah memaksa pemerintah untuk mencari cara lain untuk memenuhi kas negara.

"Penerbitan obligasi euro adalah sebuah peristiwa penting untuk pasar obligasi emerging market karena itu menandai Rusia kembali ke pasar modal internasional untuk pertama kalinya sejak gagal (default) pada 1998, tidak termasuk bursa utang," kata Ed Parker, Kepala Emerging Europe Sovereigns di Fitch Ratings.

Dia mengatakan penerbitan tersebut akan digunakan untuk tujuan pemerintahan umum, bagian pembiayaan dari defisit anggaran 2010.

Rusia mengalami defisit pada 2009 setara dengan 5,9 persen dari PDB, defisit pertama dalam satu dasawarsa.

Sekarang menghadapi defisit berkepanjangan, dengan pemerintah memprediksi defisit 6,8 persen pada 2010 dan 4,0 persen pada 2011.

Perdana Menteri Vladimir Putin memperkirakan pekan ini bahwa defisit akan turun menjadi 3,0 persen dari PDB pada 2012 dan memperingatkan: "Di masa mendatang diperlukan untuk kembali ke defisit nol."

Untuk mengatasi dampak krisis terhadap anggaran, Rusia juga telah menarik puluhan miliar dolar dari dana negara yang dikumpulkan selama tahun-tahun sebelum krisis dari lonjakan harga minyak.

Pihaknya juga bergerak untuk meluncurkan kembali sebagian besar privatisasi.

"Dalam pandangan lembaga itu adalah langkah bijaksana untuk mengakses kembali pasar internasional sebelum kehabisan Dana Cadangan sehingga dapat menjaga penyangga terhadap risiko penurunan tajam harga minyak," kata Parker dari Fitch. (A026/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010