"Kita perkirakan setidaknya sudah belasan ribu buah lobang biopori yang dibuat warga dengan peralatan yang mereka beli sendiri serta yang dibagikan ke kelurahan-kelurahan," kata Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Kota Bekasi, Dudi Setyabudhi, di Bekasi, Sabtu.
Ia menyatakan, kampanye pentingnya pembuatan biopori telah mendapat respon baik dari warga apalagi diikuti pembagian sebanyak 200 buah peralatan pembuatan lobang tersebut.
Idealnya, menurut Dudy, setiap lima rumah ada alat pembuatan lobang resapan tersebut sementara yang sudah dibagi-bagikan oleh Pemkot sebanyak 300 buah, masing-masing di setiap kelurahan, kecamatan dan dibagi langsung ke kelompok masyarakat.
"Alat tersebut nantinya bisa digunakan bergantian oleh ibu-ibu tersebut dengan melakukan bergantian kepada tetangga. LRB bisa dibuat di beberapa titik dipekarangan," ujarnya.
Ia mengatakan, animo warga untuk membuat lobang tersebut kini mulai mengendur padahal saat pencanangan beberapa waktu lalu masyarakat mengikuti dengan membuat sendiri dirumahnya.
Pihaknya belum mendata sudah berapa banyak LRB yang dibuat oleh masyarakat. Indikator makin jarangnya LRB diketahui dari keterangan warga saat diadakan kegiatan-kegiatan lingkungan.
LRB selain sebagai resapan juga bisa dimanfaatkan untuk pupuk kompos. Lobang yang diisi daun-daun dan sampah organik itu lama-lama mengalami pembusukan serta jadi tempat hidup biota seperti cacing dan selanjutnya bisa diambil lagi untuk dijadikan penyubur tanaman.
Kepala bidang Tata Air, Dinas Bina Marga dan Tata Air, Ir. Yurizal, menyatakan, peran serta masyarakat dalam membuat lobang biopori sangat membantu penghindaran permukiman mereka dari banjir.
Ia menyatakan, lobang resapan yang dibuat mampu mempercepat resapan air, sementara proses pembuatannya cukup mudah dan praktis.
"Kita mengharapkan perusahaan juga tergerak membantu peralatan pembuatan biopori sekaligus mengkampanyekan kepada karyawan mereka," ujarnya.
(M027/M012/P003)
Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010