Nusa Dua, Bali (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Senin membuka Kongres Geothermal Dunia di Nusa Dua Bali yang bertema Geothermal: Energi Untuk Mengubah Dunia.

Hadir dalam acara ini Presiden Islandia Olafur Ragnar Grimson, sejumlah menteri kabinet dan kepala daerah dari sejumlah provinsi.

Pemerintah menargetkan komitmen investasi baru dari pemanfaatan energi panas bumi sekitar 12 miliar dolar AS dengan kapasitas 3.977 megawatt (MW), yang menjadi bagian dari megaproyek pembangkit 10.000 MW tahap II bisa terkumpul pada tahun ini.

Hal itu sejalan dengan penyelenggaraan "World Geothermal Congress" (WGC) ke-4 di Bali International Convention Centre, Bali 25-30 April 2010.

Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, penyelenggaran kongres ini sangat strategis bagi Indonesia yang mempunyai 40 persen dari potensi geothermal dunia.

Sekitar 2.500 peserta ikut dalam kongres panas bumi dunia yang terdiri atas 80 negara dan 25 di antaranya sudah menggunakan geothermal sebagai tenaga pembangkit listrik.

Di Indonesia potensi geothermal hanya sekitar 14 persen atau sekitar 1.198 MW yang sudah dimanfaatkan. Pemerintah telah menyusun roadmap pemanfaatan panas bumi dan dalam kebijakan energi nasional berupaya meningkatkan pemanfaatan panas bumi menjadi 5 persen atau setara dengan 9.500 MW pada 2025.

Berdasarkan data Kementerian ESDM, pada 2010 sudah berlangsung beberapa proses lelang Wilayah Kerja Pertambangan, antara lain untuk WKP Marana, Sulawesi Tengah (34 MW); Kaldera Danau, Banten (115 MW), Su wawa, Gorontalo (110 MW); Gunung Rajabasa (91MW ) dan Suoh Sekincau, Lampung (230 MW).(D012/A024)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010