Tanjungpinang (ANTARA News) - Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) meminta kepastian kepada manajemen PT Drydocks Graha World kapan perusahaan itu akan mulai beroperasi usai terjadinya amuk pekerja Kamis (22/4) pagi.

"Kami meminta kepastian kepada PT Drydocks Graha World kapan akan beroperasi kembali agar buruh ada kepastian kapan mulai bekerja," kata Wakil Gubernur Kepri, HM Sani di Tanjungpinang, Senin.

Sani mengatakan, kepastian pengoperasian perusahaan itu pascakerusuhan sangat diperlukan agar buruh mendapat kepastian dan tidak kebingungan.

"Kami juga akan berbicara dengan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) dan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Batam untuk menjelaskan bahwa Batam sangat kondusif dan aman untuk berinvestasi," ujar Sani.

Menurut dia, Pemprov Kepri beserta seluruh unsur Muspida memberikan jaminan keamanan berinvestasi di Kepri maupun Batam khususnya.

"Bila perlu kami juga akan ke Singapura memberikan penjelasan kepada para pengusaha yang berinvestasi di Batam bahwa Batam aman dan sangat kondusif," ujarnya.

Selain itu menurut dia, Pemprov Kepri juga akan berbicara dengan pihak serikat pekerja buruh agar sama-sama menjaga keamanan dan ketertiban berinvestasi di Batam.

Sebelumnya PT Drydock berencana akan mulai beroperasi pada Senin (26/4) namun ditunda hingga waktu yang belum diketahui.

"Betul, operasional ditunda karena perbaikan belum selesai," kata Kapoltabes Barelang Kombes Pol Leonidas Braksan usai bertemu manajemen PT Drydocks di Batam.

Kerusakan bangunan dan perlengkapan kerja di galangan kapal PT Drydocks World Graha mencapai 75 persen.

"Secara kasat mata, hampir 75 persen rusak atau terbakar," kata Leonidas di Batam, Senin.

Selain bangunan dan kendaraan, perlengkapan kerja seperti skema pembuatan kapal juga terbakar, sehingga operasional pabrik kapal belum bisa dimulai.

"Memang rencananya Senin ini, tapi ditunda karena banyak yang masih rusak," kata dia.

Sementara itu, sekitar 6.000 pekerja Drydocks Graha World memadati sekitar galangan kapal pada sekitar pukul 07.00 WIB.

Para pekerja berharap sudah bisa mulai bekerja Senin pagi, seperti yang dikatakan manajemen beberapa waktu lalu.

Kapoltabes melakukan pendekatan kepada para pekerja , menjelaskan bahwa, operasional pabrik belum bisa dimulai karena banyak alat yang rusak atau terbakar. Pekerja dapat memahami dan langsung bubar.

Tidak ada gejolak saat pembubaran massa. Para pekerja membubarkan diri secara tertib.

Seorang pekerja yang ditemui sekitar pukul 11.00 WIB mengatakan kecewa tidak bisa mulai bekerja pada Senin.

"Saya khawatir tidak digaji, karena penggajian saya berdasarkan jam kerja. Kalau begini, dari mana saya cari nafkah untuk keluarga," katanya.

Sementara itu, Chief Executive Officer Drydocks World Asia Tenggara Denis Welch mengharapkan kondisi kerja di Drydocks World Graha di Tanjunguncang, Batam, dapat segera pulih agar dapat menyelesaikan pesanan sesuai jadwal.

"Kami sedang mengerjakan beberapa proyek, di antaranya `jack-up` dan `rig semi-submersible` yang hanya bisa dioperasikan di wilayah tertentu di dunia," katanya.

Welch mengatakan sudah berkomunikasi dengan pimpinan dua pemesan dari luar negeri supaya tidak khawatir sebab pengerjaan akan terus berlanjut dan selesai sesuai dengan jadwal.(KR-NP/A033)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010