Jakarta (ANTARA News)- Pengamat pasar uang, Farial Anwar memperkirakan rupiah sepanjang pekan ini stabil di kisaran Rp9.000-Rp9.100 per dolar, karena Bank Indonesia (BI) terus menjaganya di pasar agar gejolak rupiah tidak terlalu kuat.

Rupiah selama tiga pekan ini cenderung berada di atas Rp9.000 per dolar, karena BI tetap berada di pasar, apabila rupiah di bawah Rp9.000 per dolar, maka BI akan melakukan pembelian rupiah, katanya di Jakarta, Rabu.

Farial Anwar mengatakan, posisi rupiah saat ini dinlai cukup positif karena baik eksportir maupun importir dapat melakukan usaha dengan baik bahkan pendapatan devisa BI dari sektor ekspor cukup berarti.

"Kami optimis apabila rupiah berada dalam kisaran Rp9.000 sampai Rp9.100 per dolar dalam waktu lama menunjukkan kestabilan ekonomi di dalam negeri sangat baik, " ucapnya.

BI, menurut Farial Anwar, akan tetap di pasar menjaga gerak rupiah yang cenderung menguat, akibat aliran dana asing yang masuk terus meningkat.

BI menginginkan rupiah tetap stabil di atas angka Rp9.000 per dolar yang menunjukkan pertumbuhan ekonomi Indonesia berjalan dengan baik.

Namun, masuknya aliran dana asing itu jangan diartikan bahwa stabilitas ekonomi terjaga, ujarnya.

Ditanya mengenai suku bunga kredit, ia mengatakan, suku bunga kredit sampai saat ini masih belum turun, karena sebagian perbankan nasional dikuasai oleh asing.

"Mereka tidak mengindahkan imbauan pemerintah untuk segera menurunkan suku bunga dalam upaya mendorong pertumbuhan ekonomi tumbuh lebih baik," katanya.

Kecuali, lanjut dia, pemerintah membuat regulasi yang menekan suku bunga bergerak turun, karena tanpa adanya regulasi yang mengatur suku bunga itu, maka imbauan pemerintah sulit dilaksanakan.(H-CS/A011)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010