Batam (ANTARA News) - Kerusuhan antarpekerja PT Drydocks World Graha tidak mempengaruhi laju ekonomi makro di Batam, demikian analisis Bank Indonesia Batam.

"Kerusuhan Drydocks bukan masalah ekonomi, melainkan masalah yang sangat internal, sehingga tidak mempengaruhi ekonomi makro," kata Pimpinan BI Batam ,Elang Tri Praptomo di Batam, Rabu.

Menurut Elang Tri Praptomo , kerusuhan Drydocks hanya bersifat insidentil yang cepat pulih.

Respon cepat yang diberikan pemerintah pusat dan daerah juga membantu pemulihan kerusuhan, sehingga tidak mempengaruhi ekonomi makro secara keseluruhan, kata dia.

Sementara itu, akibat kerusuhan Drydocks World Graha, sekitar 10.000 pekerja untuk sementara tidak bekerja. Padahal, sebagian dari pekerja adalah karyawan kontrak yang mendapat gaji harian. Tetapi, menurut Elang, situasi itu tetap tidak mempengaruhi kinerja ekonomi makro Batam.

Sementara itu, Analis Muda BI Batam , Mando menyebutkan kerusuhan Drydocks berdampak pada kemunduran produktivitas Drydocks, karena perusahaan yang sedang menyelesaikan lima kapal berteknologi tinggi itu belum dapat beroperasi hingga kini.

Kemunduran waktu pengiriman barang akan mempengaruhi kinerja ekspor.

"Tapi, kemunduran itu tetap terjadi pada 2010. Jadi, kami menganalisis, tidak akan berpengaruh kepada ekonomi makro keseluruhan," kata Mando.

BI mencatat, industri galangan kapal memiliki peranan besar pada pertumbuhan ekonomi Batam. Bahkan, indutri pembuatan kapal itu yang menyelamatkan Batam dari krisis global.

Ekspor Batam juga didukung oleh industri galangan kapal, terutama oleh perusahaan galangan terbesar Drydocks World.

Saat ini Drydocks World menyelesaikan lima kapal berteknologi senilai masing-masing 200 juta dolar AS.

Pada pertengahan Januari 2010, Drydocks World Pratama menyelesaikan Jack Up Drilling Rigs L-205 senilai 200 juta dolar AS untuk aktivitas eksplorasi di Norwegia.

Selain itu, juga Drydocks World juga membuat kapal cepat rudal KCR-40 kepada PT Palindo Marine Shipyard Batam untuk TNI AL dengan nilai proyek mencapai Rp60 miliar.

BI juga mencatat terdapat 22 rencana pemesanan unit kapal hingga 2012.
(Y011/A011)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010