Jakarta (ANTARA News) - Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma menggelar manuver lapangan latihan puncak "Rajawali Perkasa" 2010, untuk menguji kemampuan dan kesiapan alat utama sistem senjata dan personel yang mengawakinya.

Manuver lapangan pada Kamis diawali dengan aksi penerjunan satuan tempur Pasukan Khas TNI Angkatan Udara dari Batalyon 461 oleh dua unit Hercules dari Skadron 31 Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, di Kalijati Subang.

Sekembalinya dari Kalijati, salah satu pesawat C-130 Hercules mengalami kecelakaan saat menyentuh landasan di Halim Perdanakusuma. Seluruh unit dari Skadron Udara 31 pun lalu menuju landasan untuk melakukan pengecekan dan perbaikan terhadap kerusakan yang dialami pesawat tersebut.

"Latihan atau skenario `crash team` ini bertujuan untuk menguji kemampuan dan kecepatan para kru pesawat dan `ground handling` di lapangan mengatasi kecelakaan atau kerusakan yang terjadi," kata Direktur Latihan "Rajawali Perkasa" 2010 Kolonel Pnb Djoko Senoputra.

Diskenariokan pula pengangkutan medik udara oleh satu unit CN-235 dari Skadron Udara 2 Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma.

Pada waktu yang bersamaan, satu unit pesawat CN-235 melakukan penerjunan perbekalan/logistik bagi satuan tempur yang sebelumnya telah diterjunkan di Kalijati, Subang.

Skenario penerjunan personel dan logistik disertai kecepatan dan kemampuan menangani kerusakan pesawat, diperlukan untuk memantapkan kesiapan serta kemampuan satuan dalam teknik-teknik tersebut baik dalam operasi militer maupun operasi militer selain perang, tutur Djoko.

Pada latihan yang digelar sejak Rabu (28/4) dengan melibatkan sekitar 450 personel itu, diskenariokan pula adanya pesawat asing yang melintasi wilayah udara Indonesia tanpa ijin.

Pesawat tempur asing itu, langsung digiring oleh pesawat-pesawat tempur TNI Angkatan Udara dan memaksa pesawat tak dikenal itu untuk mendarat. Unsur-unsur Polisi Militer dan intelijen Pangkalan Halim Perdanakusuma pun langsung memeriksa pesawat dan kru untuk dimintai keterangan lebih lanjut.

Tak kalah menarik, dalam latihan itu juga diskenariokan pembajakan pesawat pejabat negara atau VIP/VVIP oleh teroris. Diskenariokan dalam latihan itu, setibanya pesawat yang membawa pejabat negara atau tamu VIP/VVIP di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, sekelompok teroris menyerbu dan membajak pesawat.

Sambil melakukan negosiasi pembebasan, satuan penanggulangan teror atau Detaseman Bravo-90 melakukan penyerangan secara perlahan namun pasti. Mereka pun berhasil melumpuhkan teroris dan menyelamatkan si pejabat negara atau tamu VIP/VVIP itu.

Sementara di luar pangkalan udara Halim seluruh unsur pangkalan melakukan penindakan huru-hara terhadap kelompok yang memprotes kedatangan pejabat negara tersebut.

Adanya aksi demonstrasi itu, mengakibatkan penyelamatan terhadap pejabat negara atau tamu VIP/VVIP dilakukan melalui beberapa pintu keluar pangkalan. "Jika ada kejadian seperti ini, maka ada tiga titik yang disiapkan untuk mengamankan pejabat negara atau VIP/VVIP dari lokasi pembajakan," ujar Djoko.

Seluruh rangkaian manuver lapangan "Rajawali Perkasa" akan ditutup dengan skenario penanganan sabotase atau infiltrasi yang dilakukan pada Kamis tengah malam hingga Jumat (30/4) pagi.

Dari keseluruhan skenario tersebut, dapat digambarkan latihan "Rajawali Perkasa" 2010 melibatkan seluruh unsur untuk mengantisipasi dan menghadapi setiap bentuk ancaman keamanan terhadap kedaulatan negara serta dalam penanganan bencana, kata Djoko.(R018/A024)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010