Orang tua siswi Endih (51) dan Siti Rohimah (43) warga kampung Sambong Pari Rt 12 Rw 03 kelurahan Sambong Pari Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya, Jumat, terpaksa lapor pihak berwajib, Polresta Tasikmalaya, Jumat, karena putrinya bernama Lutfi Rahmawati (15) hilang.
Putri bungsu dari empat bersaudara tersebut, kata Endih, kehidupan sehari-harinya pendiam, dan sering menghabiskan waktunya di rumah setelah pulang sekolah.
Namun sejak kenal dengan seseorang lelaki yang diketahui menjadi pacarnya, putrinya berubah drastis dan sering telat pulang ke rumah.
Sepengetahuan dari teman dekat anaknya, kata Endih awal perkenalan dengan seorang pria pacarnya itu melalui SMS nyasar setahun yang lalu dan berlanjut menjalin hubungan asmara.
"Setelah saya tahu, ternyata dia berpacaran dengan seseorang tanpa sepengetahuan saya," katanya.
Mengetahui anaknya berpacaran dengan seorang laki-laki yang tidak jelas identitasnya, Endih bahkan saudaranya melarang menjalin hubungan asmara dan meminta segera melupakan laki-laki tersebut.
Larangan tersebut kata Endih dari keterangan teman dekat anaknya, justru pacaran dilakukan secara sembunyi-sembunyi melalui saluran telepon bahkan mencuri waktu agar bisa bertemu dengan laki-laki tersebut.
Mengetahui masih berpacaran, pihak keluarga marah besar hingga membuat Lutfi tampak merasa tidak nyaman dengan seringnya keluar rumah tanpa seizin orang tua.
Endih terakhir melihat Lutfi berada di rumah pada Minggu siang, namun pada sore hari tidak diketahui keberadaannya, hingga menjelang malam belum juga pulang ke rumah.
Orang tua dan saudara-saudaranya panik dan melakukan pencarian, menanyakan kepada teman dekatnya serta tempat biasa dikunjunginya, namun Lutfi tidak diketahui keberadaannya.
"Saya coba telepon ke hp-nya, tapi tidak aktif, sampai kini kami tidak tahu keberadaan Lutfi," kata Endih.
Upaya melakukan pencariannya itu keluarga Endih menyebarkan foto berikut ciri-cirinya berambut lurus. Saat dikabarkan hilang Lutfi mengenakan baju kaos berwarna putih dan celana pendek.
(U.KR-FPM/Y003/R009)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010
