Medan (ANTARA News) - Mantan Ketua Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Patrialis Akbar meminta dua kader Pemuda Muhammadiyah yang maju dalam pilkada Kota Medan tidak memaksakan diri.

"Ada dua kader kita yang maju dalam pilkada Kota Medan. Harus ada yang mengalah agar suara Muhammadiyah tidak pecah," katanya ketika berbicara di sela dialog nasional Penegakan Supremasi Hukum dan Pemberantasan Korupsi yang digelar Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Sumatera Utara di Medan, Sabtu.

Pilkada Kota Medan yang akan berlangsung 12 Mei 2010 akan diikuti 10 pasangan calon dan dua di antaranya adalah kader Pemuda Muhammadiyah, yakni calon wali kota Bahdin Nur Tanjung dan calon wakil wali kota Ahmad Arif.

Bahdin berpasangan dengan calon wakil wali kota Kasim Siyo dan maju dari jalur perseorangan, sementara Ahmad Arif merupakan pasangan dari calon wali kota Maulana Pohan yang diusung Partai Persatuan Pembangunan dan Partai Amanat Nasional.

Delapan pasangan lain adalah Ajib Shah-Binsar Situmorang, Rahudman Harahap-Dzulmi Eldin, Sigit Pramono Asri-Nurlisa Ginting dan Sofyan Tan-Nelly Armayanti, Syahrial R. Anas-Yahya Sumardi, Arif Nasution-Supratikno, Joko Susilo-Amir Mirza Hutagalung dan Indra Sakti-Delyuzar.

Menurut Patrialis Akbar, majunya kedua kader itu akan membingungkan warga Muhammadiyah dalam menentukan pilihan pada 12 Mei mendatang.

"Pada akhirnya suara Muhammadiyah akan pecah dan yang diuntungkan pihak lain, sementara kita berada pada pihak yang merugi," katanya.

Sehubungan dengan itu, Patrialis yang juga Menteri Hukum dan HAM meminta kedua kader tersebut melakukan konsolidasi.

"Tolong dipikirkan jalan terbaik, karena harus ada yang mengalah dan tidak memaksakan diri. Untuk hal ini, bagaimana baiknya, kita serahkan sepenuhnya kepada Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumut," katanya.
(T.R014/M034/R009)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010