Pekanbaru (ANTARA News) - Badan Pembina Olah Raga Cacat Kota Pekanbaru mengeluhkan minimnya dana untuk pembinaan atlet yang hanya Rp100 juta per tahun, padahal dalam waktu dekat akan diadakan seleksi daerah.

Pengurus Badan Pembina Olah Raga Cacat (BPOC) Pekanbaru, Elbiter di Pekanbaru, Minggu, mengatakan minimnya dana yang diberikan tidak sebanding dengan prestasi yang dicapai altet.

"Atlet cacat yang tergabung dalam BPOC terus memberikan yang terbaik di beberapa kejuaraan baik tingkat daerah maupun nasional. Banyak dari mereka yang menjadi juara," jelasnya.

Minimnya dana pembinaan berpengaruh terhadap kegiatan latihan yang tidak bisa dilakukan semaksimal dulu. Dikatakannya, dalam BPOC ini terdapat 10 cabang olah raga di antaranya cabang voli duduk, bulu tangkis, renang, dan beberapa cabang andalan seperti futsal dan renang.

"Bahkan untuk vitaminnya saja, atlet harus mengeluarkan uang dari sakunya sendiri. Hal ini akan berpengaruh dengan pondasi untuk menciptakan atlet berprestasi itu sangat minim," jelasnya.

Sementara itu salah seorang atlet yang cukup berprestasi di cabang angkat berat, Ismadi, sangat mengeluhkan karena fasilitas serta uang pembinaan sangat kurang.

"Sangat minim, untuk vitamin saja terpaksa mengeluarkan uang dari kantong sendiri. Kalau begini, bagaimana mau berprestasi," ungkapnya.

Ismadi mengharapkan bantuan dari pemerintah untuk menunjang peningkatan prestasi mereka saat berlaga di lapangan terutama untuk fasilitas peralatan latihan. (IND/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010