Jakarta (ANTARA News) - Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Radjasa membantah anjloknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Jakarta (BEI) dalam dua hari ini akibat sentimen negatif mundurnya Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan.

Usai mengikuti rapat kabinet terbatas di Kantor Kepresidenan di Jakarta, Kamis, Hatta mengatakan turunnya IHSG pada Rabu 5 Mei 2010 lebih disebabkan oleh situasi global karena krisis di Yunani.

"Itu global. Memang ada trend global menurun. Kita mencermati pengaruh serupa dari Yunani, Portugal, dan Spanyol, di Eropa juga sedang seperti itu," tuturnya.

Turunnya IHSG, lanjut dia, diharapkan merupakan keadaan sementara karena fundamental ekonomi Indonesia tetap terjaga baik.

Pada perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia, Rabu 5 mei 2010, IHSG anjlok hingga 112,7 poin atau 3,18 persen ke level 2.846.

Seiring dengan pelemahan harga saham, nilai tukar rupiah juga merosot tajam dari Rp9.020 pada penutupan Selasa 4 Mei 2010 menjadi Rp9.110.

Hatta mengatakan, sepanjang pemerintah bisa menjaga fundamental ekonomi tetap baik, kebijakan yang tepat, serta pengelolaan keuangan yang terpercaya, maka seharusnya pelaku pasar tidak perlu khawatir dengan mundurnya Sri Mulyani.

Menurut Hatta, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pasti cukup bijak untuk mencari Menteri Keuangan baru yang dipercaya oleh pelaku pasar dan investor.

"Presiden cukup bijak untuk melihat semua faktor dan mencari yang tepat," ujarnya.

Hatta juga menjelaskan, Sri Mulyani bukan dibajak oleh Bank Dunia karena diminta menjabat Managing Director selagi masih menjadi menteri keuangan.

Presiden Bank Dunia Robert Zoellick, kata dia, telah mengajukan permintaan secara resmi kepada Presiden Yudhoyono sejak bulan lalu.

"Jadi tidak ada itu istilah dibajak," ujarnya.

Hatta juga meminta agar kepindahan Sri Mulyani ke Washington mulai 1 Juni 2010 tidak dikaitkan dengan kepentingan politik Presiden Yudhoyono.

(T.D013/J006/S026)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010