Banda Aceh (ANTARA News) - Suasana Kota Banda Aceh dan sekitarnya kembali normal pascagempa berkekuatan 7,2 pada Skala Richter (SR) yang mengguncang wilayah itu pada Minggu, sekitar pukul 13.00 WIB.

Ribuan warga masyarakat yang sebelumnya sempat meninggalkan rumah, kini mereka telah kembali lagi ke tempat tinggalnya masing-masing.

Aktivitas perdagangan seperti di pasar tradisional Peunayong, Pasar Aceh dan Kampung Baru Kota Banda Aceh, kembali normal sekitar pukul 14.30 WIB.

Gempa pada Minggu siang tidak menimbulkan korban jiwa dan kerusakan bangunan di Kota Banda Aceh.

Warga terutama yang berdomisili di kawasan pesisir pantai, seperti Kelurahan Lampulo, Kampung Mulia, Kramat, Kecamatan Kuta Alam dan Ulee Lhue, Meuraxa kini juga telah kembali ke rumahnya masing-masing pascagempa tersebut.

Ribuan warga sebelumnya membawa keluarga mereka masing-masing menjauh dari tempat tinggalnya di kawasan pesisir pantai. Lokasi yang menjadi incaran warga pascagempa yakni kawasan Lambaro dan Lampeunurut, Aceh Besar.

Gempa berkekuatan 8,9 SR yang disertai tsunami pada 26 Desember 2004, telah mengakibatkan kehancuran hebat berbagai fasilitas publik dan rumah warga serta menewaskan sekitar 250 ribu jiwa penduduk di sejumlah wilayah di Aceh itu.

Sejumlah warga menyatakan masih trauma akibat gempa dan tsunami sekitar lima tahun silam, terutama mereka yang berdomisili di pesisir pantai.

"Kami lari karena masih trauma dengan gempa yang membuat saya kehilangan orang-orang yang saya cintai, termasuk kedua orangtua saya," kata Wahidi, warga Desa Lampoh Daya, Kecamatan Jaya Baru.

Karena itu , ketika gempa kembali mengguncang maka spontan berupaya mencari lokasi jauh dari pantai, katanya menambahkan.

Sementara itu, sejumlah pasien yang sedang mendapat perawatan medis di Rumah Sakit Umum dokter Zainoel Abidin (RSUZA) Banda Aceh, juga sempat dibawa keluar rumah sakit oleh keluarga mereka.

Dalam suasana kepanikan saat gempa, beberapa perawat mencoba meyakinkan agar pasien dan pengunjung rumah sakit tidak perlu penik sebab gedung RSUZA dirancang tahan gempa berskala 9,0 SR.
(T.A042/A011/P003)

Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010