Jakarta (ANTARA News) - Rupiah di pasar uang spot antarbank Jakarta, Senin sore, menguat hingga menembus level 9.100 per dolar AS, seiring membaiknya pasar regional.

Rupiah ditransaksikan pada kisaran 9.066/9.076 per dolar AS, menguat 119 poin dari posisi penutupan akhir pekan lalu 9.185/9.195.

Kenaikan rupiah sudah diduga sebelumnya karena faktor positif yang kuat dari eksternal, kata Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib.

"Kami sudah menduga rupiah akan dapat menembus angka 9.100 per dolar, akibat besar faktor positif pasar," katanya.

Menurut dia, rupiah diperkirakan akan kembali menguat pada hari berikutnya apabila saham-saham di Amerika Serikat (AS) terus menguat setelah Dana Moneter Internasional (IMF) sepakat untuk memberikan bantuan dana kepada Yunani.

"IMF diluar dugaan sepakat untuk memberikan kepada Yunani yang didukung pula oleh lembaga keuangan lainnya, sehingga memberikan keyakinan bahwa krisis keuangan di Eropa akan mulai berkurang," ucapnya.

Karena itu, lanjut dia, rupiah pada hari berikutnya berpeluang pula untuk kembali menguat mendekati angka 9.000 per dolar, namun apakah Bank Indonesia (BI) akan membiarkan pergerakan rupiah yang terus menguat.

BI kemungkinan akan kembali masuk pasar menahan lajunya gejolak rupiah yang menguat, ujarnya.

Namun, lanjut dia apabila tekanan positif itu terus mendesaknya, kemungkinan BI akan melepasnya dan diserahkan kepada pasar.

"Kami memperkirakan BI akan mempertahankan rupiah agar tidak menembus angka 9.000 per dolar, karena BI tidak menginginkan pendapatan dari devisa berkurang, " ucapnya.

Faktor dalam negeri yang juga mendukung penguatan rupiah antara lain laporan BPS yang mengumumkan pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2010 sebesar 5,7 persen, sementara mengenai kedatangan George Soros ke Indonesia menemui Presiden Susilo Bambang Yudhoyono belum diketahui pengaruhnya terhadap pasar.

(T.h-CS/S026)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010