Peshawar, Pakistan (ANTARA News/AFP) - Sejumlah pejabat militer Pakistan mengatakan, sembilan prajurit tewas Senin dalam pertempuran paling mematikan bagi pasukan keamanan selama operasi hampir dua bulan untuk memerangi Taliban di kawasan suku.

Pejabat-pejabat militer menggambarkan pertempuran dekat Daburi di distrik Orakzai sebagai "sengit" dan mengatakan, dua perwira termasuk diantara mereka yang tewas.

Mereka juga mengatakan kepada AFP, 37 militan "dikabarkan" tewas dan banyak gerilyawan terluka.

Orakzai adalah distrik terakhir di kawasan suku semi-otonomi Pakistan baratlaut yang menjadi sasaran operasi anti-Taliban oleh militer.

Pasukan meluncurkan ofensif di daerah itu pada 24 Maret dalam upaya membasmi gerilyawan Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP) yang melarikan diri dari ofensif besar-besaran di Waziristan Selatan tahun lalu.

TTP, arsitek utama dalam operasi pemboman yang menewaskan sekitar 3.300 orang di Pakistan dalam tiga tahun terakhir, kini menjadi sorotan dunia setelah kelompok itu dituduh mendalangi serangan bom gagal di pusat kota New York. Pemerintah AS menyatakan memiliki bukti bahwa Taliban Pakistan terlibat dalam rencana serangan bom mobil di Times Square pada Sabtu (2/5).

Sejumlah pejabat Pakistan menggambarkan Daburi sebagai sebuah kota penting di Orakzai dan markas TTP berada di daerah pegunungan dan hutan lebat.

Pasukan bergerak ke daerah itu untuk membasmi militan namun diserang oleh puluhan gerilyawan yang bersenjatakan peluncur roket dan senapan, kata pejabat itu. Militer membalas dengan serangan artileri dan helikopter meriam.

Pakistan mendapat tekanan internasional yang meningkat agar menumpas kelompok militan di wilayah baratlaut dan zona suku di tengah meningkatnya serangan-serangan lintas-batas pemberontak terhadap pasukan internasional di Afghanistan.

Kawasan suku Pakistan, terutama Bajaur, dilanda kekerasan sejak ratusan Taliban dan gerilyawan Al-Qaeda melarikan diri ke wilayah itu setelah invasi pimpinan AS pada akhir 2001 menggulingkan pemerintah Taliban di Afghanistan.

Pasukan Pakistan meluncurkan ofensif udara dan darat ke kawasan suku Waziristan Selatan pada 17 Oktober, dengan mengerahkan 30.000 prajurit yang dibantu jet tempur dan helikopter meriam.

Meski terjadi perlawanan di Waziristan Selatan, banyak pejabat dan analis yakin bahwa sebagian besar gerilyawan Taliban telah melarikan diri ke daerah-daerah berdekatan Orakzai dan Waziristan Utara.

Waziristan Utara adalah benteng Taliban, militan yang terkait dengan Al-Qaeda dan jaringan Haqqani, yang terkenal karena menyerang pasukan Amerika dan NATO di Afghanistan, dan AS menjadikan daerah itu sebagai sasaran serangan rudal pesawat tak berawak.

Beberapa analis juga telah memperingatkan bahwa Taliban dan sekutu mereka akan meningkatkan serangan terhadap pasukan keamanan di Bajaur dan kawasan suku lain lagi untuk mengalihkan fokus perhatian dari Waziristan Selatan.

Pasukan keamanan melakukan operasi besar-besaran terhadap militan muslim di Mohmand dan Bajaur pada Agustus 2008. Pada Februari 2009, militer menyatakan bahwa Bajaur bersih setelah pertempuran sengit berbulan-bulan, namun kerusuhan terus berlangsung.

Menurut militer, lebih dari 1.500 militan tewas sejak mereka melancarkan ofensif di Bajaur pada awal Agustus 2008, termasuk komandan operasional Al-Qaeda di kawasan itu, Abu Saeed Al-Masri yang berkebangsaan Mesir.

Daerah itu juga dihantam serangan rudal yang hampir mengenai Zawahiri, orang kedua Osama bin Laden, pada Januari 2006.

Pasukan Amerika menyatakan, daerah perbatasan itu digunakan kelompok militan sebagai tempat untuk melakukan pelatihan, penyusunan kembali kekuatan dan peluncuran serangan terhadap pasukan koalisi di Afghanistan. (M014/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010