Karawang (ANTARA News) - Tersangka teroris, Eman Sulaiman, yang turut disergap Tim Densus 88 Antiteror di Cikampek, Karawang, Jawa Barat, sehari-hari berprofesi sebagai penjual obat.

"Eman itu orang asli Cikampek dan tercatat sebagai warga RW 04 Kampung Babakan Jati. Tidak ada yang menduga kalau dia ada kaitannya dengan teroris. Kalau diperkirakan, usia Eman itu sekitar 30-an tahun," kata Herman Syafe`i, Ketua RW 04 Kampung Babakan Jati, di Karawang, Kamis.

Sehari-hari, kata Herman, Eman merupakan penjual obat di Kecamatan Tirtamulya, Karawang dan memiliki kontrakan rumah sebanyak sekitar 10 pintu, yang berlokasi di sekitar rumahnya.

Eman ditembak bagian pahanya oleh Tim Densus 88 saat tim dari Mabes Polri itu melakukan penyergapan rumah kontrakan Ny Dimah Jubaedah di Kampung Babakan Jati, Desa Cikampek Timur, Kecamatan Cikampek, yang disewa dua tersangka teroris lain yang akhirnya tewas.

Akibat tembakan itu, Eman tidak bisa berbuat banyak dan akhirnya dibawa oleh tim Densus 88 ke Jakarta.

Sehari setelah kejadian itu, rumah Eman yang berjarak sekitar 200 meter dari lokasi penyergapan nampak kosong.

Namun, petugas dari Mabes Polri bersama Polres Karawang sempat melakukan penggeledahan rumah Eman dan pada akhirnya memasang garis polisi pada bagian kamar Eman.

Sejumlah warga Babakan Jati menyebutkan, Eman merupakan sosok warga yang baik dan tidak pernah menunjukkan perilaku mencurigakan. Tetapi warga mengaku Eman jarang sekali berkumpul bersama warga lainnya.

Warga setempat lainnya, Karsim (48) mengatakan sosok Eman tidak terlihat seperti biasanya teroris yang secara fisik terlihat berjenggot. Eman juga terlihat seringkali melaksanakan shalat di masjid atau musala di kampungnya.

"Yang saya ketahui, Eman itu sudah berkeluarga. Dia anak terbesar dari empat bersaudara. Ibunya Ny Aminah dan bapaknya Sada. Sekarang, bapaknya sedang sakit," katanya.
(T.KR-MAK/S022/P003)

Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010