Madiun (ANTARA News) - Lima desa dan kelurahan di Kota Madiun, Kabupaten Madiun, dan Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, Sabtu, terendam banjir karena luapan Bengawan Madiun, setelah hujan deras mengguyur kawasan itu sejak Jumat (14/5) malam.

"Setiap air sungai meluap, jalan menuju sekolah selalu terendam, sehingga para siswa tidak dapat pergi ke sekolah. Akibatnya, sekolah terpaksa diliburkan karena air ada yang masuk ke ruang kelas dan ruang guru," kata salah seorang guru SD Negeri Tawangrejo 1 Kota Madiun, Sri Handayani, Sabtu.

Lima desa dan kelurahan yang terendam adalah Kelurahan Tawangrejo dan Kelun (Kota Madiun), Kelurahan Madiun (Kecamatan/Kabupaten Madiun), serta Desa Simo dan Purwosari, Kecamatan Kwadungan (Kabupaten Ngawi).

Akibat banjir itu, ratusan rumah warga terendam dan sejumlah layanan publik juga sekolah terganggu, sehingga kegiatan sekolah dasar hanya membersihkan ruang-ruang kelas dan guru yang terendam air.

Demikian juga dengan Kantor Kelurahan Kelun, tidak ada layanan publik karena sejumlah petugasnya sedang bersih-bersih.

Rata-rata ketinggian air di wilayah Kelurahan Kelun, Tawangrejo, dan Madiun mencapai selutut orang dewasa (sekitar setengah meter), namun ketinggian air di jalan bisa setinggi paha orang dewasa (sekitar satu meter).

"Wilayah Kelun dan Tawangrejo memang langganan banjir setiap Bengawan Madiun meluap akibat hujan deras semalaman. Semua perabotan rumah terpaksa saya pindah ke tempat lebih tinggi, takut jika air terus bertambah," kata Heri, warga Kelurahan Kelun.

Hal senada terjadi di Desa Simo dan Purwosari, Kecamatan Kwadungan, Ngawi. Akibat luapan Bengawan Madiun, jalan alternatif Madiun-Ngawi terputus dengan ketinggian air mencapai setengah meter.

"Air kiriman dari Madiun baru datang sekitar pukul 11.00 WIB. Meski memutuskan akses jalan alternatif antarkabupaten dan jalan utama antar kecamatan, namun air belum masuk ke rumah warga. Semoga hujan tidak deras lagi seperti kemarin," kata Camat Kwadungan Setiono.

Ia menambahkan untuk penanggulangan bencana kali ini, pihaknya telah siaga dengan posko bencana banjir di kantor kecamatan. Selain itu, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Satkorlak Ngawi, polsek dan koramil setempat.

"Kwadungan merupakan daerah langganan banjir setiap tahun, sehingga persiapan telah dilakukan, termasuk pengadaan perahu karet untuk mengevakuasi warga jika sewaktu-waktu ketinggian air bertambah. Namun sejauh ini warga belum ada yang mengungsi, warga hanya berjaga-jaga, mengantisipasi jika air masuk ke rumah," katanya.(*)
(T.E011/M008/R009)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010