Bogor (ANTARA News) - Warga Kampung Ciherang Stim RT 2/5, Desa Pancawati, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat menolak jenazah Ahmad Maulana yang menjadi tersangka teroris untuk dimakamkan di kampung setempat.

Kepala Desa Pancawati, Ipan Soepandi, Minggu, mengatakan penolakan ini dilakukan karena warga menilai Ahmad Maulana yang tewas ditembak oleh Datasemen Khusus (Densus) 88 Mabes Polri tersebut bukan warga Ciherang.

"Warga menolak jenazah Maulana dimakamkan di Kampung Ciherang Stim, karena dia (Maulana) bukan warga Ciherang," katanya.

Ia menjelaskan penolakan warga dilakukan karena tidak ingin desa mereka dikenal sebagai desa teroris karena ada makam seorang teroris.

Beberapa warga khawatir kampungnya dikaitkan dengan asal-usul seorang teroris.

Apalagi, katanya, Maulana bukan penduduk asli Ciherang. Maulana hanya menikahi gadis dari Pancawati bernama Kholilah (17), warga Kampung Ciherang Stim.

Ipan mengakui Maulana tinggal di Desa Ciherang sejak tahun 1998, lalu menikahi seorang gadis Pancawati bernama Maryamah.

Pada tahun 2009, Maryamah meninggal dunia akibat sakit keras. Maulana memiliki seorang anak dari istri pertamanya itu dan anak itu kini dirawat oleh adik istrinya bernama Kholilah (17).

Selang beberapa waktu, Kholillah menikah dengan Maulana, hingga kini sampai kabar Maulana tewas ditembak Densus 88 Mabes Polri karena terlibat jaringan teroris itu, Kholillah sedang hamil empat bulan.

Menurut dia, kondisi Kholillah tampak depresi setelah mendengar pemberitaan tentang suaminya yang tewas ditempak Densus 88 Mabes Polri karena seorang teroris.

"Sejak mengetahui berita tentang suaminya, istri Maulana menjadi depresi, mengurung diri dan tidak mau bertemu dengan warga, apalagi warga menolak jenazah suaminya," katanya.

Ipan menuturkan kebiasaan Maulana di masyarakat kurang bergaul, tidak begitu dikenal masyarakat. Setelah menikah dengan Maryanah dan Kholillah, Maulana tidak pernah tinggal lama di rumah istrinya.

"Dia jarang di rumah, hanya beberapa hari saja datang ke rumah istrinya, dia lebih banyak menghabiskan waktunya bekerja di luar kota Bogor," katanya.

Rencananya, istri Maulana akan memakamkan Ahmad Maulana di pemakaman keluarganya di Kampung Ciherang Stim, namun beberapa pihak keluarga menolak Maulana digabungkan dengan makam pihak keluarga istrinya.

Sejak sore hingga kini, warga setempat yang menolak jenazah dimakamkan di kampungnya masih berkumpul-kumpul menolak jenazah datang.(T.KR-LR/
(KR-LR/E011)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010