Jakarta (ANTARA News) - Peramal kondang Tanah Air Mama Lauren adalah sosok yang baik dan luar biasa di mata suami, keluarga, kerabat, dan tetangga.

"Sekalipun ada perselisihan, selalu ada yang mengalah dari kami, di mana salah satu dari kami menghindar dulu sejenak," kata suami almarhumah, Lauren Hendrik Pasaribu, kepada ANTARA, Selasa.

Hendrik mengungkapkan, sebelum meninggal dunia Mama Lauren pernah mengatakan padanya bahwa tahun ini keadaan tidak bagus meliputi dirinya karena ada "chiong."

Chiong adalah, lanjut Hendrik, bintang yang menaungi Mama Lauren dan shionya tidak cocok sehingga perempuan kelahiran Eindhoven 23 Januari 1932 itu didera sakit tahun ini.

Dia menjelaskan, Mama Lauren pernah terserang stroke selama delapan bulan, tetapi sembuh hingga 95 persen.

Sejak itu Hendrik kerap mendampingi istrinya itu kemana pun, sambil tidak pernah lepas memeganginya agar tidak jatuh.

Sementara Krishna Mantra, putra Mama Lauren, menguraikan kesaksikan saat-saat terakhir Mama akan menghembuskan nafas terakhirnya.

Hari Jumat minggu lalu, semangat Mama Lauren tampak bagus di mana dia bisa makan seperti biasanya. Tetapi perempuran paranormal itu tidak bisa tidur.

"Kami mencoba menghibur dan menemani mama dan hal itu biasa dalam beberapa bulan ini," kata Krishna.

Keluarga, sambung Krishna, sudah mengikhlaskan kepergiannya karena memang menganggap Mama Lauren sudah waktunya menghadap sang khalik.

"Kami memohon pada semua pihak yang mengenal mama untuk ihklas dan meminta maaf jika mama dan keluarga ada kesalahan," ujar Krishna.

Krishna juga mengutarakan pesan terakhir almarhum, dengan meminta keluarga jangan terjerumus kepada hal-hal salah, seraya terus membantu sesama.

Sementara Pak Buang, tetangga Mama Lauren, menilai almarhum sebagai tetangganya yang sejak 1990an tinggal di Cipinang Undah, sebagai pribadi berjiwa sosial tinggi dan kerap membantu sesamanya.

"Ia sering mengundang anak-anak yatim ke rumahnya. Saya kehilangan dia," kata Pak Buang.

Lelaki tua ini juga mengutipkan kalimat Mama Lauren kepada masyarakat bangsanya ahar agar bersabar dan pandai-pandai menjalani kehidupan. (*)

yudha/jafar

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010