Kuala Lumpur (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Rabu dijadwalkan berpidato dalam forum World Islamic Economic Forum (WIEF) ke-6 di Kuala Lumpur Convention Center.

Presiden akan berpidato pada sesi Inaugural WIEF ke-6 yang dihadiri oleh delapan kepala negara/pemerintahan, yaitu Sultan Brunei Darussalam, Presiden Senegal, Presiden Indonesia, Presiden Maladewa, Presiden Kosovo, Perdana Menteri Bangladesh, Wakil Presiden Iran, serta Wakil PM Kazakhstan.

Pada WIEF ke-6 bertema "Gearing for Economic Resurgence", Presiden Yudhoyono dalam pidatonya akan berbagi pengalaman tentang upaya Indonesia menjaga perekonomiannya dari dampak krisis keuangan global.

Kepala Negara juga akan menyampaikan pelajaran yang bisa dipetik oleh negara-negara Islam dari krisis keuangan global pada 2008-2009 yang penuh ketidakpastian dan kegamangan meski saat ini sudah menunjukkan tanda-tanda kepulihan.

Presiden juga akan menyampaikan pandangannya tentang tatanan ekonomi dunia pada masa depan agar lebih aman dan berkelanjutan bagi semua negara-negara di dunia.

Menurut Presiden dalam konferensi pers di Hotel JW Marriott Kuala Lumpur, Selasa malam ketika menjelaskan rencana pidatonya pada WIEF ke-6, tatanan ekonomi pada dunia baru harus memberi peluang yang sama bagi semua negara di dunia dan tidak boleh lagi terkonsentrasi pada beberapa negara saja.

Ia mencontohkan Timur Tengah yang memiliki "petrodollar" dapat bekerjasama dengan negara seperti Indonesia yang memiliki banyak sumber daya alam dan manusia serta potensi pasar yang besar.

"Dalam konteks inilah harus digunakan kebersamaan dalam WIEF," ujar Presiden.

Presiden berharap forum WIEF dapat digunakan sebagai ajang tukar informasi dan pengalaman negara-negara Islam guna memajukan perekonomian yang meningkatkan kesejahteraan masyarakat di negara masing-masing.

WIEF bertujuan membangun hubungan antara dunia Muslim dan non-Muslim dengan cara mempererat hubungan antara masyarakat bisnis dunia.

WIEF merupakan ajang bagi para pemimpin dunia dan bisnis untuk membahas topik-topik perdagangan dan ekonomi yang mempengaruhi dunia.

Forum tahunan tersebut dihadiri oleh para investor, pengusaha, bankir, serta pelaku bisnis lainnya.

WIEF juga berusaha mendorong dunia Muslim sebagai tempat penanaman modal dan perdagangan yang mampu menarik penanam modal dan mitra usaha di seluruh dunia.

WIEF ke-5 diselenggarakan Indonesia pada Maret 2009 bertema ketahanan pangan dan energi di tengah krisis keuangan global menghasilkan sejumlah rekomendasi yang dirumuskan dalam Deklarasi Jakarta.

Pada Selasa 18 Mei 2010 di sela-sela kunjungan kerja di Malaysia, Presiden Yudhoyono menerima kunjungan kehormatan Ketua WIEF yang juga mantan Perdana Menteri Malaysia, Tun Musa Hitam.

Usai menyampaikan pidato pada forum WIEF ke-6, Presiden beserta rombongan mengakhiri kunjungan kenegaraan di Malaysia.

Presiden yang didampingi Ani Yudhoyono dijadwalkan meninggalkan Kuala Lumpur pada Rabu siang 19 Mei 2010 pukul 14.00 waktu setempat dan direncanakan pada pukul 15.30 WIB sudah tiba di tanah air. (D013/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010