Wina (ANTARA News) - Organisasi Keamanan dan Kerjasama di Eropa (OSCE) Rabu menyerukan Kirgistan tenang setelah pemerintah sementara mengumumkan negara dalam keadaan darurat di wilayah selatan, menyusul bentrokan yang menewaskan dua orang.

"Saya serukan semua pihak untuk menahan diri dari berbuat kekerasan, melakukan segala sesuatu yang mungkin bisa menghindari konfrontasi lebih lanjut, serta memecahkan masalah berdasarkan toleransi dan kompromi," kata Menteri Luar Negeri Kazakhstan, Kanat Saudabayev, yang kini menjabat sebagai ketua OSCE, dalam pernyataan.

"Konflik mengenai alasan-alasan etnis khusus tak bisa diterima. Seluruh krisis di Kirgistan memerlukan jaminan keselamatan umum, penegakan hukum, agar perdamaian dan stabilitas akan terjamin."

Saudabayev mengatakan dia Rabu berbicara melalui telepon dengan kepala pemerintah sementara Kirgistan, Roza Otunbayev, dan `menyatakan keprihatinan kami mengenai berlanjutnya kerusuhan.`

Dia mengatakan, dia juga `mengulangi kesediaan OSCE, yang berpusat di Bishkek dan lembaga-lembaganya memberikan dukungan kepada Kirgistan dalam mengatasi krisis sesegera mungkin, dan mendukung pembangunan konstitusi negara itu selanjutnya.`

Kirgistan telah berada dalam krisis sejak Presiden Kurmanbek Bakiyev ditumbangkan pada bulan lalu, dalam gerakan aksi protes yang diwarnai kekerasan.

Dalam upaya terakhir untuk mengendalikan bekas negara Sovyet yang kacau itu, pemerintah sementara mengeluarkan dekrit Presiden Otunbayeva akan berkuasa sampai 31 Desember 2011, membatalkan rencana pemilihan presiden yang dijadwalkan Oktober tahun ini.

Kazakhstan saat ini menjabat ketua bergiliran OSCE, satu badan keamanan trans-Atlantik.

AFP/H-AK/M016

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010