Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar Aburizal Bakrie mengatakan sekretariat gabungan partai koalisi dibentuk bukan untuk melanggengkan kekuasaan tetapi untuk menyatukan kekuatan untuk penguatan dan stabilitas politik.

"Itulah sekgab, kekuatan harus disatukan sehingga bisa sebagai kekuatan yang memadai. Penguatan koalisi bukan untuk mempengaruhi.Tapi memperkuat dan kemampuan tanpa mencampuri kekuatan politik," kata Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie pada pembukaan Munas IX SOKSI di Cisarua, Bogor, Kamis malam.

Menurut Ical selama ini koalisi hanya berfungsi pada pelanggengan kekuasaan. Namun, sekarang koalisi untuk penguatan dan stabilisasi perpolitikan.

Menurut Ical, Indonesia pada 100 tahun ke depan harus jauh lebih baik sehingga semua elemen bangsa harus bahu- membahu untuk kebesaran bangsa.

"Jika taruhannya adalah bangsa maka harus kita hilangkan kotak-kotak politik," kata Ical.

Menurut Ical tantangan terbesar Indonesia saat ini adalah merawat demokrasi.

Parlemen, katanya, saat ini telah memunculkan gejala lama berupa fragmentasi politik yang terlalu ekstrem sehingga membuat perbedaan menyebar kebanyak partai, sehingga tak ada partai yang memiliki kekuatan mayoritas.

Akibatnya proses pengambilan keputuasan menjadi sulit , karena tergantung kepentingan, yang ditentukan isu-isu harian.

"Demokrasi membutuhkan suatu kekuatan yang memadai. Jika tak ada kekuatan yang memadai, demokrasi kita hanya panggung yang tanpa irama. Semua bersuara. Kalau ini tak diselesaikan maka akan terombang-ambing dan pertaruhannya anak-anak bangsa," kata Ical.

Karena itu tambah Ical, inisiatif baru harus dilakukan untuk mencapai politik yang stabil dan pola perumusan keputusan yang simpel.

Menurut Ical karena itulah dibentuknya sekretariat gabungan partai-partai koalisi .

Arah kebijakan pembangunan
Beberapa isu mendesak yang akan dibicarakan sekgab, kata Ical antara lain mengenai arah kebijakan pembangunan Indonesia ke depan. Partai Golkar, tambah Ical mengajak arah ekonomi kemandirian.

"Kita harus cari rumusan yang tepat untuk menautkan kepentingan nasional dan dunia. Keseimbangan yang produktif," kata Ical.

Karena itu tambah Ical harus dihidupkan kembali nasionalisme Indonesia. Ical mengajak seluruh elemen masyarakat menghidupkan kembali nasionalisme Indonesia untuk membangun produksi domestik dengan nilai tambah tanpa menggantungkan impor.

"Nasionalisme Indonesia harus selalu dihidupkan, jangan pernah dilupakan.Kita harus membangun produksi domestik, dengan nilai tambah bukan menggantungkan impor," kata Ical.

Selain itu tambah Ical isu supremasi hukum harus dijunjung setinggi mungkin. Setiap negara dibangun dengan hukum dan kepatuhan terhadap hukum.

"Sekgab juga akan membicarakan satu jati diri bangsa. Zaman boleh berubah tapi ke Indonesiannya tak boleh luntur," kata Ical.

Menurut Ical munculnya sekgab untuk mengejar cita-cita dan untuk kepentingan bangsa yang lebih besar.

"Jangan terus mengeluh, jangan menjelek-jelekkan bangsa sendiri," kata Ical.
(J004/A011)

Pewarta: Luki Satrio
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010