Jakarta (ANTARA News) - Ketika semua calon menyatakan akan menang dalam satu putaran pada Konggres II Partai Demokrat (21-23 Mei 2010) di Bandung, maka siapakah yang layak dipercaya, karena dalam satu kompetisi tidak mungkin semua menjadi juara (pemenang).

Keyakinan menang hanya bisa diyakini jika pernyataan didukung oleh argumen yang kuat dan masuk logika. Jelang kongres, ketiga calon  Anas Urbaningrum (AU), Andi Mallarangeng (AM),dan Marzuki Alie (MA) --urutan disusun berdasarkan abjad)-- menyatakan akan menang dalam satu putaran.

Hanya saja pada kubu AU keyakinan itu didukung dengan keyakinan bahwa penggalangan dukungan bukan dilakukan menjelang konggres saja, tetapi jauh sebelum konggres dengan membina hubungan ke DPD dan DPC sejak lama.

Anas dalam konferensi persnya di Padalarang, 2,5 jam jelang pembukaan konggres mengatakan ikatan yang dibinanya bukan hanya dalam dimensi rasional politik saja tetapi juga ikatan hati. "Ikatan nurani itu yang akan agak berbeda dengan konteks dukungan kepada pihak lain," demikian pernyataan yang keluar saat tanya jawab dengan pers.

Pada kesempatan itu, Anas juga menyatakan tidak menolak jika electronic voting (e-voting) diberlakukan tetapi dia mengingatkan agar sistem itu harus sudah melalui audit agar validitasnya dapat diterima.

Di sisi lain dia juga mengingatkan bahwa dengan jumlah peserta kongres sekitar 500 orang maka pemungutan suara secara manual memberi hiburan kepada peserta.


Tanya Jawab

Berikut cuplikan jumpa pers Anas Urbaningrum (41) dan tanya jawab dengan pers di lokasi yang sekitar 200 meter dari arena pertemuan akbar partai pemenang Pemilu 2009 itu.

Anas tampil dengan mengenakan baju batik biru, berkalung tanda peserta kongres dan jam tangan berwarna kuning bertali kulit hitam.

Anas Urbaningrum (AU): Kompetisi calon Ketua Umum sudah dilakukan sejak deklarasi oleh masing-masing calon. Sejak konggres dibuka maka kompetisi yang demokratis akan berlangsung dengan baik. Saya yakin semua ingin membangun pondasi internal yang baik. Kompetisi itu akan menjadi investasi kultural dan investasi politik bagi partai dan dunia politik Indonesia. Saya berharap PD menjadi partai terkuat untuk membangun demokrasi dan bersenyawa dengan keinginan masyarakat Indonesia.

Wartawan (Wtw): Apakah benar Anda dipanggil ke Cikeas (kediaman SBY) dan diminta mundur untuk kemudian dijadikan Sekjen PD.

AU: Tadi siang saya tidak ke Cikeas. Tentang permintaan mundur, maju saja belum kok mundur? (hadirin tepuk tangan, dan teriakan).

Wtw: Bagaimana peta dukungan terakhir? (Calon lain) Marzuki Alie menyatakan sudah didukung 300 suara. Andi Malarangeng menyatakan mendapat dukungan besar yang bisa mengantar dia menang dalam satu putaran.

AU: Hubungan dengan DPD dan DPC sudah terjalin lama. Ikatan bukan hanya dalam bentuk rasional politik tetapi juga terjadi ikatan hati. Ikatan nurani itu yang agak berbeda dalam konteks dukungan ke pihak yang lain. Prosesnya dilakukan sejak lama jauh sebelum deklarasi dilakukan dengan jumlah dukugan yang signifikan. Karena itu saya yakin akan angka menang cukup dalam satu putaran.

Anas dalam tanya jawab dengan wartawan setelah Pidato Kebudayaan di Jakarta beberapa waktu lalu mengatakan bahwa dukungan yang diperolehnya ibarat pertandingan sepak bola, posisinya sudah di kotak pinalti, dia tinggal menendang bola untuk menggolkannya.

Wtw : Beredar pendapat bahwa pemilihan akan dilakukan secara aklamasi. Panitia juga sudah mempersiapkan e-voting, bagaimana pendapat Anda?

AU: Aklamasi adalah metode pengambilanm keputusan. Pemungutan suara juga metode pengambilan keputusan. Aklamasi halal, pemungutan suara juga halal. Kalau calon hanya satu maka aklamasi bisa dilakukan. tetapi kalau calon yang memenuhi syarat lebih dari satu,(calonnya) dua atau tiga, maka yang harus dilakukan adalah pemungutan suara. Kita harus siap dengan kedua metode sah dan halal. Saya siap menang secara aklamasi dan pemungutan suara. (hadirin tepuk tangan dan yel-yel hidup Anas kembali bersahut-sahutan).

E-voting atau manual itu metode. E-voting belum lazim yang penting "fairnes" (transparan dan adil, red). Pemungutan manual lazim dan valid, Dalam konggres e-voting belum ada presedennya dan contohnya. Jika diterapkan maka perlu diaudit oleh ahli yang independen sehingga ujungnya (hasilnya) bisa diterima dengan legitimasi yang tinggi.

Pemungutan manual sudah lazim dan menghibur peserta kongres serta menjadikan konggres lebih menarik. Jika disiapkan pilihan, maka lebih baik manual.

Anas lalu mengakhiri tanya jawab dengan mengucapkan salam, lalu yel-yel dukungan atasnya kembali bergema di ruang konferensi pers. Ucapan dan salam komando merubunginya dan dia lalu sibuk melayani para pendukung dengan diwarnai terpaan kilat tustel pewarta foto.(*)
(T.E007/R009)

Oleh Oleh Erafzon SAS
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010