Bogor, 23/5 (ANTARA) - Organisasi kegawatdaruratan kesehatan "Medical Emergency Rescue Committee" Indonesia meminta dukungan doa seluruh rakyat Indonesia agar sejumlah relawannya menembus Gaza, Palestina dalam misi kemanusiaan membawa bantuan melalui pelayaran dapat selamat.

"Kita doakan bersama mereka bisa selamat dalam misi mulia bersama berbagai elemen dunia itu," kata Ketua Presidium "Medical Emergency Rescue Committee" (MER-C) Indonesia dr Sarbini Abdul Murad, saat menghubungi ANTARA, Minggu malam.

Relawan MER-C Indonesia yakni Nur Fitri Moeslim Taher selaku ketua tim dengan anggota dr Arief Rachman, Abdillah Onim, Nur Ikhwan Abadi, dan Muhammad Yasin siap mengikuti misi "Flotilla to Gaza" tahun 2010 bersama berbagai elemen dan pegiat kemanusiaan dan hak asasi manusia dari 50 negara, yang direncanakan masuk Gaza pada tanggal 25 Mei 2010.

Ia mengatakan, terkait dengan pemberangkatan konvoi kapal yang akan berlayar --di mana MER-C ikut di dalamnya-- guna menembus Gaza, pihaknya juga minta kepada komunitas antarbangsa agar menekan Israel supaya membuka blokade laut atas Gaza.

Adapun ancaman Israel akan membom konvoi kapal kargo pengangkut bahan bantuan ke Gaza, kata dia, patut dikecam oleh dunia.

"Karena pelayaran ini adalah murni misi kemanusiaan dan juga teriakan masyarakat internasional, dengan 50 negara dan 800 peserta dengan sembilan kapal atas bungkamnya negara-negara besar membiarkan Israel memblokade Gaza sehingga rakyat Palestina menderita," kata Sarbini Abdul Murad.

Sementara itu, berdasarkan laporan para relawan MER-C dari Istanbul, Turki, kata dia, ribuan orang menghadiri jumpa wartawan untuk misi "Flotilla to Gaza" pada Sabtu (22/5).

"Subhanallah! Allahu Akbar!. Itulah yang mampu diucapkan relawan MER-C yang menjadi bagian dari tim untuk Gaza saat menghadiri dan menyaksikan ribuan orang berkumpul memenuhi acara jumpa wartawan yang diadakan oleh Insani Yardim Vakfi, salah satu organisasi HAM dan kemanusiaan terbesar di Turki yang bermarkas di Istanbul," katanya.

Jumpa wartawan itu, katanya, dilakukan tepat di dekat kapal "Mavi Marmara" yang merupakan salah satu kapal penumpang Insani Yardim Vakfi (IHH) Turki yang akan ikut berlayar menembus blokade Israel menuju Jalur Gaza.

Kapal tersebut juga yang akan membawa tim MER-C Indonesia untuk kembali mencoba memasuki Jalur Gaza meskipun Kementerian Luar Negeri RI menyatakan tidak menyarankan warga negara Indonesia (WNI) untuk pergi ke Gaza dengan alasan situasi yang belum kondusif.

"Namun semua aggota Tim MER-C yang mengikuti pelayaran ini sudah paham dengan kondisi yang akan mereka hadapi dan siap dengan kemungkinan terburuk yang akan terjadi," katanya.

Selain dihadiri oleh seluruh partisipan pelayaran dari berbagai penjuru dunia, katanya, jumpa wartawan tersebut juga dihadiri oleh sejumlah pejabat Turki dan Majelis Ulama Turki.

"Isu Palestina memang sungguh luar biasa!Isu ini mampu menyatukan berbagai golongan, lembaga, komunitas, agama, dan lainnya," katanya.

Ditegaskannya bahwa isu Palestina tidak hanya dipandang sebagai isu terkait agama tertentu maupun pergerakan tertentu, karena Palestina sudah dipandang sebagai isu yang lebih besar dan terbesar saat ini, sebuah penindasan, sebuah kejahatan kemanusiaan yang harus dihentikan.

Bahkan, katanya, Ann wright, seorang pensiunan kolonel dari "United State (US) Army Reserve" dan mantan diplomat Amerika Serikat memutuskan untuk berhenti pada bulan Maret 2003 sebagai aksi menentang keputusan Presiden Bush tentang perang Irak, menyatakan akan ikut berpartisipasi dalam "Flotilla to Gaza" 2010.

Ia mengatakan, salah satu pernyataan Ann adalah, "Hanya 44 macam produk yang diizinkan masuk ke Jalur Gaza oleh Pemerintahan Amerika, Pemerintahan Israel, dan Pemerintahan Mesir. Lalu, siapa yang dapat bertahan hidup dengan keadaan seperti ini," katanya mengutip pernyataan Ann.(A035/KR-LR/R010)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010