Gorontalo (ANTARA News) Dinas Pendidikan (Diknas) kota Gorontalo menilai, pendidikan seks belum layak dimasukkan sebagai mata pelajaran dalam kurikulum sekolah.

Kepala bidang kurikulum Diknas kota Gorontalo, Suleman Abdullah mengatakan, dengan kondisi seperti sekarang ini, pendidikan seks baru bisa diintregrasikan dalam mata pelajaran lain.

"Indonesia belum bisa memasukkan pendidikan seks ke dalam kurikulum mata pelajaran, karena memang belum sesuai dengan perkembangan pendidikan yang ada di Indonesia, khususnya di Kota Gorontalo,"kata Suleman, Senin.

Dia menjelaskan, masuknya kurikulum pendidikan seks di ini, harus dibarengi dengan peningkatan kualitas para tenaga pendidik.

"Tenaga pendidik yang ada belum bisa mendukung kurikulum ini, harus ada upaya peningkatan kualitas terlebih dahulu," katanya.

Selain itu, pandangan masyarakat umum terhadap pendidikan seks, juga menjadi salah satu kendala yang cukup besar.

"Ini adalah mata pelajaran yang cukup `peka`. Jika salah cara penyampaiannya, akan berakibat buruk pada siswa-siswa," katanya.

Menurut dia, pendidikan seks ini membutuhkan berbagai persiapan, diantaranya kesiapan tenaga pengajar, dengan tujuan, untuk mencegah hal-hal yang tidak dinginkan.

"Jangan sampai pendidikan seks yang bertujuan sebagai preventif perilaku, justru menjadi ajang pembahasan seks secara vulgar dan di luar konteks kependidikan," ujarnya. (KR-SHS/A033)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010