Hongkong (ANTARA News) - Meningkatnya ketegangan di Semenanjung Korea dan ketakutan bahwa krisis utang Eropa bakal menghantam pemulihan ekonomi di kawasan Asia, membuat pasar saham Asia anjlok pada perdagangan Selasa.

Para dealer di seluruh kawasan mengambil posisi jual begitu mendapati laporan bahwa Korea Utara telah memobilisasi penduduk dan tentaranya dalam posisi perang menyusul investigasi yang menyalahkan mereka atas tenggelamnya kapal Korea Selatan Maret lalu.

Krisis yang memanas ini memperpanik pasar yang sudah terguncang menyusul permintaan bank sentral Spanyol untuk mendapat suntikan pinjaman akhir pekan lalu, demi mengurangi tekanan sakit pada sistem keuangannya yang memang sudah terjangkit krisis.

Indeks harga saham di Seoul amblas 2,75 persen untuk ditutup pada 1.560,83 poin setelah kantor berita Yonhap melaporkan bahwa pemimpin Korea Utara Kim Jong-il telah memerintahkan militer negeri itu untuk bersiap perang.

Kurs mata uang won juga jatuh ke posisi terendah dalam 10 bulan terakhir terhadap "greenback" (dolar AS), dengan menyentuh titik 1.272 won per dolar AS, padahal Senin lalu masih bertengger di posisi 1.214,50. Posisi ini kemudian sedikit menguat kembali ke level 1.260,10 poin.

Laporan bahwa Korea Utara membunyikan keadaan darurat, seperti dikutip sebuah kelompok pemantau lokal, muncul setelah pekan lalu Seoul menyatakan bahwa penyelidikan multinasional menyimpulkan bahwa sebuah kapal selam Korea Utara teleh menenggelamkan kapal perang Korea Selatan yang menewaskan 46 orang itu.

Korea Selatan kini tengah menekan China yang adalah sekutu dekat Pyongyang untuk mendukung upaya internasional menghukum Korea Utara.

"Laporan mengenai memuncaknya ketengangan-ketegangan geopolitik telah memperparah sentimen (di pasar modal)," kata Lee Sun-yup pada Shinhan Investment Corp kepada Dow Jones Newswires.

"Kedua negara bertetangga itu dan sekutu-sekutunya tidak akan membiarkan perang pecah di Semenanjung Korea. Tapi tetap saja kami tetap mencermati berita maupun laporan yang akan berdampak pada pasar keuangan kami, detik demi detik, sejak sekarang."

Indeks Nikkei Tokyo ambruk 3,06 persen ke posisi 9.459,89 poin yang adalah level terendah dalam kurun enam bulan terakhir, sementara Hang Seng Hong Kong anjlok 2,41 persen, dan Sydney Australia rontok 2,96 persen ke level terendah dalam kurun 10 bulan terakhir di level 4.265,3 poin.

Indeks Shanghai juga jatuh 1,95 persen, sementara Taipei rubuh 3,23 persen untuk berakhir di level terendah dalam sembilan bulan ini pada 7.086,37 poin. Harga saham di bursa Singapura juga jatuh 1,94 persen.

Euro yang pekan lalu mencapai level terendah terhadap dolar AS dalam kurun empat tahun terakhir, kembali dilepas pelaku pasar karena investor melihat investasi di mata uang itu tidak lebih berisiko dari sebelumnya, sehingga menekan para eksportir Asia.

Mata uang Eropa itu jatuh di level 1,2304 dolar AS di awal perdagangan di Tokyo, turun dari 1,2349 di New York, sementara terhadap yen mata uang itu turun untuk pertama kalinya sejak 20 Mei di bawah level 111.

Para pialang mengikuti kejatuhan di Wall Street, di mana Dow amblas 1,24 persen, menyusul berita "bailout" Bank CajaSur, Spanyol.

Dana talangan senilai 523 juta euro (657 juta dolar AS) digelontorkan setelah Madrid menerapkan syarat-syarat baru untuk memangkas defisitnya demi memenuhi batasan zona Euro tiga persen dari PDB, dari posisi sebelumnya tahun lalu 11,2 persen.

IMF memperingatkan Spanyol bahwa pemulihan ekonominya akan "lemah dan rapuh."

"Situasi Eropa tampak menjadi semakin tidak menentu' di mana fokus masalah kini bergerak ke Spanyol dari Turki," demikian pejabat Tachibana Securities, Kenichi Hirano.

Ketakutan terbaru ini muncul menyusul krisis hebat di Athena, yang pekan lalu menerima miliaran dolar AS untuk membayar utangnya dan mencegah negara itu gagal bayar (default).

Krisis baru menambah kekhawatiran bahwa paket bantuan satu triliun dolar AS yang baru saja disepakati zona euro dan IMF bulan ini tidak cukup kuat menahan krisis berikutnya.

Sementara itu harga minyak turun di mana kontrak utama New York untuk pengiriman Juli jatuh 1,37 dolar AS ke titik 68,84 dolar AS, sedangkan Minyak Brent Laut Utara untuk pengiriman Juli juga turun 1,25 dolar AS ke posisi 69,92 dolar AS per barel.

Harga emas juga turut tertekan, yang sempat dibuka 1.188-1.189 per dolar AS per ons di Hong Kong, atau turun moderat dari level penutupan Senin pada 1.189.00-1.190.00 dolar AS per ons.

Di pasar lainnya, indeks saham Manila anjlok 2,78 persen atau 88,70 poin untuk ditutup pada 3.102,59 poin. (*)

AFP/Jafar Sidik

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010