Jakarta (ANTARA News) – Marzuki Alie (MA) yang kalah dalam pemilihan calon ketum Partai Demokrat (PD) pada putaran II di Bandung (23/5) melawan Anas Urbaningrum (AU), namun MA mampu menunjukkan kelasnya, kata pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI) Boni Hargens.

"Jika selama ini sosok Marzuki tidak terlalu diperhitungkan sebagai kandidat ketua umum PD, ternyata hasilnya mencengangkan sejumlah pihak," katanya di Jakarta, Selasa.

Bahkan, Boni menambahkan, meski pemenangnya Anas, tapi bagi saya pemenang sesungguhnya adalah Marzuki Alie karena sejak awal ia tidak diperhitungkan dan dinilai hanya akan merapat ke salah satu kandidat. Tapi dalam penghitungan suara, Marzuki sempat beberapa kali mengungguli Anas.

Kongres II Partai Demokrat (PD) di Bandung, 21-23 Mei 2010 dinilai sejumlah pengamat bahwa proses pemilihan ketua umum partai ini berjalan secara demokratis. Pada pemilihan putaran I secara langsung AU mendapatkan 236 suara, Andi Mallarangeng (82 suara) dan MA (209 suara).

Pada pemilihan putaran II, AU memperoleh 280 suara dan MA memperoleh 248 suara, sehingga Anas Urbaningrum ditetapkan sebagai Ketua Umum Partai Demokrat periode 2010-2015 mengalahkan Marzuki Alie dan Andi Mallaranggeng.

Menurut Boni Hargens, pihaknya tidak merasa kaget kalau MA (Marzuki Alie, Red) mampu menandingi kekuatan Anas Urbaningrum dan jauh mengalahkan Andi Mallaranggeng. Karena Marzuki memiliki "track record" yang baik di Partai Demokrat.

Selain itu, kata Boni, Marzuki Alie dinilai lebih berpengalaman dan serius mengurus partai. Ditambah, hubungannya dengan sejumlah ketua DPD dan DPC PD masih terjaga baik. Nilai itulah yang mengantarkan Marzuki bisa bersaing ketat dengan Anas.

Boni menegaskan, kemenangan Anas Urbaningrum merupakan hasil konsolidasi politik yang kuat karena kubu Anas mampu menggabungkan dua kekuatan sekaligus, yakni dukungan elit dan dukungan grass root (basis).

"Kemenangan Anas adalah kemenangan basis. Dan kekalahan Andi Malaranggeng karena ia lebih bermain di tingkat elit dan melupakan basis. Padahal, dukungan elit belum tentu mencerminkan dukungan basis," kata Boni.

Sementara itu, pengamat politik dari Lembaga Survei Indonesia (LSI) Burhanuddin Muhtadi menyatakan kemenangan Anas Urbaningrum menunjukan keberhasilan Partai Demokrat melakukan pembelajaran politik seperti yang diinginkan. Yakni, berjalan demokratis dan terjadi regenerasi ketua umum partai politik. Terlebih, Anas merupakan figur muda yang memiliki kapasitas politik yang baik.

”Orang muda yang memiliki kapasitas, jika menunjukan komitmennya pasti bisa menjadi seorang pemimpin. Dan itu telah ditunjukkan dengan sempurna oleh Anas Urbaningrum. Meski diakui, secara personal karakter, banyak pihak yang mengatakan Anas sosok yang mewarisi karakter SBY dengan menjalankan politik santun dan cerdas," katanya.

Sedangkan di sisi lain, lanjut Burhanuddin, Partai Demokrat telah lulus sebagai partai politik pemenang pemilu dengan menyelesaikan drama politik kongres berjalan secara demokratis tanpa ada intervensi dan restu-restuan dari SBY. ”Dan di kongres ini pula, SBY menunjukan bahwa dirinya memang seorang demokrat yang tidak mengarahkan peserta kongres untuk memilih kandidat tertentu," demikian Burhanuddin.(*)
(Ant/R009)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010