Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Lingkungan Hidup mengharapkan pelestarian lingkungan hidup masuk dalam kurikulum sekolah dan pemerintah bertekad akan menambah sarana dan prasarana untuk keperluan itu.

"Kaidah pendidikan seharusnya ada keseimbangan antara kognisi dan afeksi, contohnya memasukkan materi lingkungan ke dalam kurikulum," kata Komunikasi Lingkungan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Lingkungan Hidup Henry Bastaman di Jakarta, Rabu.

Henry mengatakan hal itu pada seminar bertemakan "Pengembangan Potensi Diri SDM Indonesia melalui Efisiensi Sumber Daya sebagai Terobosan Strategis dalam Meminimalisasi Penyebab dan Dampak Perubahan Iklim Global.

Deputi yang datang mewakili Menteri Lingkungan Hidup (LH) Gusti Muhammad Hatta itu, menuturkan pemerintah bertekad akan menambah sarana dan prasarana untuk menunjang proses pengajaran lingkungan hidup di sekolah.

Henry menyatakan bahwa pihaknya kesulitan menerapkan kurikulum lingkungan hidup itu karena jam mata pelajaran yang terlalu banyak dan minimnya kompetensi guru yang berkualitas.

Sementara itu, Utusan Khusus Republik Indonesia untuk "Millenium Development Goals" (MDGs), Prof Nila Moeloek mengatakan materi pelajaran lingkungan merupakan media pendidikan yang penting bagi peningkatan taraf hidup masyarakat.

Nila menyatakan kualitas pendidikan lingkungan hidup akan berdampak terhadap peningkatan taraf hidup masyarakat yang sehat.

Nila menambahkan, pemerintah Indonesia memiliki delapan sasaran untuk mencapai pembangunan millennium (MDGs), yakni penghapusan kemiskinan, pendidikan untuk semua, persamaan gender, penurunan angka kematian anak, peningkatan kesehatan ibu, perlawanan terhadap penyakit, pelestarian lingkungan hidup dan kerjasama global.

"Jawaban yang paling tepat dari semuanya itu adalah lingkungan, karena memang lingkungan yang merupakan pendidikan yang sejatinya kita butuhkan," tutur Nila.

(T.T014/B013/S026)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010