Paris (ANTARA News) - Dengan berbusanakan pakaian sepak bola ketat dan bikini super minim, serta antusias berpose untuk produk pakaian olah raga dan sesi foto untuk majalah, para WAGS (Wife and Girlfriends, istri-istri dan para kekasih pemain bola Inggris) Piala Dunia siap beraksi.

Menghiasi tabloid-tabloid dan tak terhitung laman Internet, para istri dan kekasih pemain-pemain bola Inggris itu menciptakan satu subkultur sepakbola dan barang jualan melalui media yang mengeduk untung.

Dengan kian dekatnya penyelenggaraan Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan, para wanita seperti Sarah Brandner, kekasih pemain tengah Jerman Bastian Schweinsteiger, dan Abbi Clancy, pasangan penyerang Inggris Peter Crouch, menjadi incaran juru foto.

Itu jauh berbeda dari keadaan pada 1966 yaitu tahun di mana Inggris sekali itu meraih Piala Dunia. Saat itu para istri dan kekasih pemain-pemain Inggris bahkan tak diundang menghadiri makan malam perayaan kemenangan tim.

Saat itu, pasangan hidup para pemain timnas Inggris itu diminta untuk berdiam diri dan berhati-hati, hidup seolah anonim, tidak seperti sekarang yang selalu menjadi bahan pemberitaan dan berebut tampil di "reality show."

Tina Moore, istri penjaga gawang Inggris Bobby Moore, mengenang bagaimana mereka berdua pertama kali bertemu.

"Saya bertemu Bobby saat berumur 16 tahun dan sama sekali tidak tahu sepakbola. Kencan pertama yang dimintakan Bobby kepada saya adalah agar saya menyemangatinya," katanya.

"Saat pertama kali kepincut olehnya, adalah ketika berbelanja bersama ibu saya di kawasan utama High Street, yang membuat segalanya melangkah lebih jauh lagi. Saya katakan pada ibu bahwa dia mengajak saya keluar (kencan) dan ibu menyebutnya pria yang baik untuk kemudian mengundangnya singgah untuk minum teh."

Tina dan Bobby memilih malam yang senyap ketimbang masuk klub dansa di mana kamera juru foto menanti mereka.

"Mulanya menikahi pesepakbola tidak merasakan rasa sespesial itu - Bobby tinggal di rumah bersama saya dan membantu saya memasak atau mengerjakan pekerjaan rumah tangga biasa lainnya seperti menata rumah," kata Tina Moore.

"Setelah final (Piala Dunia 1966), kami pulang ke rumah semipermanen kami di Essex dan mengadakan sebuah pesta untuk beberapa kawan dekat kami. Nggak ada yang heboh, hanya sedikit minum-minum dan alunan musik selama beberapa jam.

"Setelah semua orang pergi, Bobby menuangkan sebotol anggur, sedangkan saya menyingkirkan gelas-gelas kotor."

Namun, ketika para istri dan pacar anggota timnas Inggris mendampingi pasangan mereka ke Jerman pada 2006, keadaan menjadi sangat berbeda. Para WAGS menumpahkan kegilaan berbelanja mereka dengan mendatangi butik-butik mahal di Baden-Baden.

Untungnya, pelatih Inggris sekarang Fabio Capello menyingkirkan kegaduhan-kegaduhan itu, dengan memaksa para istri dan pacar seperti Coleen Rooney dan Alex Curran (istri Steven Gerrard) tetap di rumah.

Sejumlah kalangan berspekulasi bahwa jarak yang jauh, bersama dengan komitmen pada keluarga, membuat para istri dan pacar memutuskan tinggal di rumah.

Sementara yang sinis malah menengarai bahwa udara dingin dan hujan yang mengguyur Afrika Selatan akan berbahaya bagi bibir halus, rambut palsu, cat rambut, dan kuku-kuku berornamen milik mereka.

"Coleen dan sebagian besar dari wanita-wanita itu memutuskan untuk lebih baik tinggal di rumah saja," kata seorang teman dari keluarga Coleen kepada The Mail.

"Coleen punya rencana cadangan untuk pergi jika Inggris lolos ke final, namun sementara ini dia akan tetap di rumah. Dia berencana mengadakan pesta besar usai pertandingan-pertandingan besar, bersama kawan-kawannya, dan dia akan mengundang WAGS lain untuk datang dan berharap merayakannya bersama."

Namun akankah ketakhadiran WAGS itu malah menjadi bumerang bagi timnas Inggris?

Empat tahun lalu, mantan pemain internasional Ekuador Alex Aguinaga menegaskan bahwa kebijakan "tidak ada seks" yang diterapkan tim Amerika Selatan itu akan memberi mereka kekuatan lebih, saat menghadapi Inggris di pertandingan penting.

"Cara orang Inggris itu bukan cara yang baik. Membiarkan istri dan pacar mengerubungi, adalah kekacuan yang tidak kita miliki.

"Kami meninggalkan istri-istri dan pacar-pacar kami di rumah, sehingga kami menjadi lebih fokus. Tidak ada kontak dengan mereka sejak dua minggu sebelum Piala Dunia dimulai. Itulah cara kami, dan itulah mengapa kami akan menang (melawan Inggris)."

Eeh, tahunya Inggris malah menang 1-0, dan maju ke perempatfinal Piala Dunia 2006. Tebak siap yang mencetak gol? David Beckham! Dan istrinya, yaitu Victoria, malah menjadi pentolan WAGS. (*)

AFP/Jafar Sidik

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010