Semarang, (ANTARA News) - Sebanyak 14 orang tewas setelah meminum ginseng oplosan di sebuah warung di Jalan Pemuda Semarang.

Keterangan yang dikumpulkan dari berbagai lokasi di Semarang, Senin meyebutkan, korban tewas tidak dalam waktu bersamaan namun diduga kuat mereka meninggal setelah menenggak minuman ginseng yang dioplos dengan berbagai minuman.

Oplosan yang digunakan para korban itu antara lain alkohol dengan kandungan 90 persen, minuman suplemen, susu, telor, madu, monosodium glutamat (MSG) atau vetsin, dan cairan berwarna hitam yang belum bisa diidentifikasi.

Ke-14 korban tewas itu yakni Agus, Hendro, Temu, Danang, Manyong, Bambung, Waluyo, Yatno, Tarno, Pauk, Thomas, Giman, Agus, dan Imam. Polisi Polres Semarang Timur mengungkapkan, mereka tidak tewas secara bersamaan tapi berurutan, dari Jumat (16/1) hingga Minggu (18/1). Sampai saat ini tercatat satu korban, Hartono alias Gepeng, masih dirawat di RS Tugu Semarang karena kondisinya kritis.

Kapolres Semarang Timur, AKBP Beno Louhenapessy mengatakan, pihaknya sampai sekarang masih menyelidiki penyebab kematian para korban.

Polisi sudah menangkap menangkap pemilik warung sekaligus penjual minuman itu Yalis Yuliasih (35).

Keterangan yang diperoleh menyebutkan, pada hari Kamis (15/1), sebanyak empat orang minuman oplosan maut di warung milik Yalis, di depan Hotel Metro Semarang.

Kemudian sehari kemudian, Jumat siang, enam orang meminum oplosan yang sama. Jumat malam datang lagi lima orang dan menenggak minuman oplosan tersebut sehingga total yang menenggak ada 15 orang.

Polisi mengetahui kematian korban setelah menerima laporan dari keluarga korban, Imam. Imam sempat dirawat di RS Panti Wilasa Jalan dr. Cipto kemudian dirujuk ke RS William Booth namun tidak tertolong.

Jenazah Imam kemudian diautopsi di RS Bhayangkara. Dokter forensik Polda Jateng, Kompol dr. Summy Hastry mengatakan, sementara masih menunggu hasil laboratorium forensik cabang Semarang untuk memastikan kandungan minuman oplosan yang ada di dalam tubuh Imam.(*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009