Bandarlampung (ANTARA News) - Lampung kembali mengalami krisis listrik hingga awal Juni 2010, akibat berkurangnya pasokan dari Sistem Interkoneksi Sumatra (SIS) sebesar 70-80 MW.

Menurut Kepala Bidang Humas PLN Lampung, Sumargo, Jumat, kerusakan pada sejumlah pembangkit di Sumatra utara dan Sumatra Selatan itu, menyebabkan pasokan listrik bantuan untuk Lampung berkurang, sehingga PLN harus kembali melakukan pemadaman bergilir.

Sumargo mengaku tidak dapat memperkirakan kapan krisis listrik itu akan berakhir, namun berdasarkan laporan, kedua PLTU yang rusak masing-masing PLTU Siborang di Sumatra Utara dan PLTU Bukit Asam di Sumatra Selatan, kerusakan akan teratasi pada akhir Mei 2010.

"Pada saat beban puncak kebutuhan listrik Lampung mencapai 450 MW, sementara pasokan dari Sistem Interkoneksi Sumatra biasanya mencapai 200 MW," katanya.

Sementara itu, sistem ketersediaan listrik di Lampung selama ini mengandalkan empat pembangkit, dengan produksi pasokan sebesar 250-280 MW.

"Pasokan dari pembangkit di Lampung aman dan normal, kekurangan listrik hanya karena menurunnya pasokan dari Sistem Interkoneksi Sumatra," katanya.

Akibat krisis listrik di Lampung yang telah terjadi selama sepekan terakhir, sejumlah masyarakat mengeluhkan banyak peralatan rumah tangga yang rusak.

Di Kecamatan Sukarame, masyarakat banyak yang mengeluh daya listrik yang tidak stabil, termasuk pemadaman yang terjadi hampir setiap hari.

Seperti dituturkan Iman, akibat daya listrik tidak stabil, komputer dan peralatan elektronik lainnya rusak.

Sementara itu, di Kecamatan Tanjungkarang Pusat warga mengeluhkan pemadaman listrik yang terjadi hampir setiap malam. "Janjinya mulai Mei sudah tidak ada pemadaman, namun kenyataannya masih tetap sama," kata Arif, warga setempat.

Warga berharap PLN dapat memaksimalkan pelayanan, karena krisis listrik yang terjadi sepanjang 2009, justru masih berlanjut hingga 2010. (AH*T013/K004)

Pewarta: Luki Satrio
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010