London (ANTARA News) - Pertemuan tingkat Menteri ASEAN-Uni Eropa ke-18 (AEMM-18) digelar selama dua hari di Madrid, Spanyol, dalam rangkaian kegiatan dimulai dengan pertemuan pada tingkat Pejabat Tinggi.

Pertemuan AEMM-18 dipimpin bersama Menteri Luar Negeri Brunei Darussalam sebagai Koordinator ASEAN, Menteri Luar Negeri Spanyol sebagai Ketua Presidensi UE/Koordinator UE, dan High Representative for Foreign Affairs and Security Policy UE.

Delegasi Indonesia pada pertemuan tersebut dipimpin oleh Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN/Ketua SOM ASEAN, Djauhari Oratmangun, demikian Iwan Nur Hidayat dari Directorate of ASEAN Political-Security Cooperation Directorate General of ASEAN Cooperation Ministry of Foreign Affairs kepada koresponden Antara London, Jumat.

Pertemuan AEMM kali ini bertemakan "Partners in Regional Integration". Diskusi membahas antara lain pelaksanaan dari Nuremberg Declaration on an ASEAN-EU Enhanced Partnership dan Phnom Penh Agenda.

Para Menlu ASEAN dan UE menyepakati pula prioritas kegiatan kerjasama yang dituangkan dalam Plan of Action untuk tahun 2011 ? 2012.

Dalam pertemuan tersebut, kedua belah pihak bertukar pikiran mengenai mengenai arah ke depan kerja sama ASEAN-UE.

Selain itu, para Menteri ASEAN dan UE juga membahas mengenai isu-isu lain yang menjadi kepentingan bersama seperti arsitektur kawasan, perubahan iklim, penanggulangan krisis ekonomi global, peningkatan arus perdagangan dan investasi antar dua kawasan, dan ancaman keamanan tradisional dan non-tradisional serta situasi di Afghanistan dan Timur Tengah.

Para Menteri dari kedua organisasi tersebut juga membahas mengenai perkembangan proses demokrasi di Myanmar.

Pertemuan menekankan status ASEAN dan UE sebagai dua organisasi kawasan terdepan di dunia khususnya dengan berlakunya Piagam ASEAN dan Treaty of Lisbon sebagai upaya penguatan integrasi di masing-masing kawasan.

Dalam pertemuan itu ASEAN dan UE sepakat untuk mendorong upaya-upaya penguatan kerja sama Asia Tenggara dan Eropa.

Dalam hal ini, para Menteri ASEAN dan UE menilai baik potensi strategis kemitraan ASEAN-UE, yang ditandai dengan jumlah penduduk sekitar seperempat milyar orang.

Bagi ASEAN, UE merupakan mitra perdagangan terbesar ketiga, yang perlu terus dikembangkan dan diperkuat dengan akan dimulainya perundingan bilateral untuk pembentukan FTA UE dengan masing-masing anggota ASEAN.

Menghadapi isu ketahanan energi, ASEAN dan UE mengembangkan kerjasama melalui pembentukan ASEAN?EC Energy Dialogue, yang difokuskan pada pengembangan energi alternatif dan energi terbarukan.

Dalam upaya pemajuan HAM, UE menyambut baik pembentukan ASEAN Intergovernmental Commission on Human Rights (AICHR) dan ASEAN Commission on the Promotion and Protection of the Rights of Women and Children Rights.

UE menyatakan kesediaannya untuk membantu ASEAN dalam pengembangan kedua komisi tersebut.

Para Menteri UE mendukung upaya peran sentral ASEAN dalam kerja sama di Asia-Pasifik, termasuk terkait dengan isu pengembangan arsitektur kawasan. UE juga menyampaikan dukungan terhadap proses pembentukan Komunitas ASEAN, yang antara lain terlihat dari upaya aksesi terhadap Treaty of Amity and Cooperation.

Selain itu, pihak ASEAN menyambut baik bantuan UE selama ini dalam mengurangi kesenjangan ekonomi dan sosial yang ada di antara negara-negara ASEAN.

Pertemuan juga menyambut baik pembentukan ASEAN Coordinating Center for Humanitarian Assistance on Disaster Management (AHA Center) yang berkedudukan di Jakarta.

Para Menteri UE menyampaikan dukungannya untuk melakukan dialog instensif dengan pihak ASEAN guna membantu pengembangan kapasitas ASEAN dalam menanggulangi bencana dan memberikan bantuan kemanusiaan.

Terkait dengan isu-isu regional dan global yang menjadi perhatian bersama, pertemuan antara lain menyambut baik dimulainya ?proximity talks? sebagai upaya untuk memajukan penyelesaian masalah yang komprehensif, adil, dan berkelanjutan di Timur Tengah.

Pertemuan juga mendorong penyelenggaraan Six-Party Talks sebagai mekanisme terbaik bagi upaya de-nuklearisasi dan penciptaan stabilitas dan perdamaian di Semenanjung Korea.

Mengenai isu perlucutan senjata dan non-proliferasi, pertemuan menyambut baik hasil Pertemuan Revisi Nuclear Non-Proliferation Treaty (NPT) di New York baru-baru ini, terutama dalam menghasilkan persetujuan yang didasari tiga pilar utama NPT, yaitu non-proliferasi, perlucutan senjata nuklir, dan energi nuklir untuk perdamaian.

Selain itu, pertemuan menggarisbawahi upaya Indonesia untuk meratifikasi Comprehensive Test Ban Treaty.

Pertemuan Tingkat Menteri ASEAN-UE ke-18 menghasilkan Co-Chair?s Statement yang berisikan berbagai hasil dari isu-isu yang didiskusikan selama dua hari tersebut.

(U-ZG/S026)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010