Samarinda (ANTARA News) - Hasil ternak belut di Kota Samarinda selama ini bukan hanya dipasarkan di Samarinda dan sekitarnya, namun telah diekspor ke sejumlah negara di Asia, antara lain Jepang, Taiwan, Hongkong dan Korea.

"Hasil budidaya ikan belut yang diekspor itu di antaranya dikembangkan oleh peternak di kawasan Sempaja," kata Lurah Sempaja Utara, Kecamatan Samarinda Utara, Syamsu Alam, Sabtu.

Dikatakan, biasanya peternak belut di Sempaja mengekspor hasil ternaknya setiap 8-9 bulan karena masa panen belut yang dikembangkan peternak di kawasan itu per 8-9 bulan.

Sekali panen di kolam yang tidak terlalu luas, biasanya peternak mampu mendapat hasil sekitar Rp75 hingga Rp85 juta.

Belut, katanya, merupakan makanan yang cukup digemari oleh warga Samarinda dan sekitarnya.

Belut menjadi sumber energi, sumber protein seperti asam aspartat, asam gutamate, dan asam amino. Kemudian kaya vitamin dan mineral seperti vitamin A, B, zat besi, fosfor dan sejumlah gizi lainnya.

Belut juga memiliki kandungan lemak tinggi sehingga perlu waspada bagi mereka yang memiliki kelebihan lemak. Namun ada cara mengurangi lemak pada belut, yakni dengan cara dipanggang sehingga lemak mencair.

Syamsu menjelaskan, pembudidaya belut di wilayahnya selama ini mendatangkan bibit belut dari Palu, Sulawesi Tengah karena di Samarinda dan sekitarnya belum ada penyedia bibit.

Sementara bagi warga yang ingin mengembangkan belut tidak membutuhkan lahan luas, cukup memanfaatkan pekarangan rumah yang tidak terlalu lebar.

Kolam yang dibutuhkan berukuran sekitar 2 X 4 hingga 5 meter saja, sudah dapat menghasilkan sekitar Rp75 juta.
(ANT/A024) 

 


Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010