Dili, Timor Timur (ANTARA News) - Kirsty S Gusmao, isteri Perdana Menteri Timor Timur Xanana Gusmao, tampak antusias menghadiri Bazaar Amal Indonesia 2010 yang berlangsung di kompleks Kedutaan Besar RI di Dili, Timor Timur, Sabtu.

Ibu tiga anak yang fasih berbahasa Indonesia itu menyebut bazar di KBRI Dili itu sebagai "bentuk nyata persahabatan" Indonesia dan Timor Leste.

Kirsty yang membawa ketiga anaknya ke acara bazaar amal itu menyatakan, "Saya masih ingat saat tiga setengah tahun tinggal di Jakarta."

"Saya sudah belajar Bahasa Indonesia sejak 30 tahun lalu karena diajarkan di SMA di negara saya. Bazaar ini mengingatkan saya masa-masa itu."

Dia menghabiskan waktu beberapa saat untuk menengok satu persatu gerai yang memajang produk kerajinan, makanan, panganan, dan minuman khas Indonesia.

Bahkan dia juga membeli beberapa lembar baju batik."(Batik-batik ini) untuk adik saya. Saya suka batik dan sedang memilih ukuran yang pas untuk dia."

Di sela-sela bazar yang dihadiri ribuan orang dari berbagai kebangsaan di negara itu, Kirsty juga memesan penganan khas Indonesia, bakso.

Untuk menyedapkan makanan yang pernah akrab dengan lidahnya itu, dia menuangkan sambal, kecap, dan beberapa bumbu lain.

"Saya juga ingat bubur ayam.... Itu enak sekali," katanya dalam Bahasa Indonesia yang sangat fasih.

Duta Besar Indonesia untuk Timor Timur, Eddy Setiabudhi, yang memimpin penyelenggaraan bazar itu, mengatakan, "Persahabatan antara kedua negara semakin meningkat. Pemahaman budaya masing-masing juga semakin baik dan itu harus terus didorong."

Menurut Kirsty yang berwarga negara Australia ini, ada beberapa program dan proyek sosial, pendidikan, dan kesehatan yang kini dia tangani sebagai pribadi dan isteri perdana menteri Timor Leste.

"Semuanya memerlukan perhatian dan upaya serius. Ini semua harus dilakukan demi kesejahteraan rakyat di negara kami ini," katanya.

Kirsty mengatakan, masalah pendidikan, kesehatan, dan sosial menjadi salah satu prioritas penting pemerintahan suaminya pada saat ini dan ke depan.

Timor Leste "telah mengucapkan selamat tinggal pada kekerasan dan menyambut baik pelaksanaan pembangunan", katanya.

Dibandingkan dengan keadaan beberapa tahun lalu, berbagai proyek pembangunan fisik kini tengah gencar dilaksanakan di Timor Leste.

Di antara proyek pembangunan yang mudah dilihat adalah pembangunan kompleks Dili International Expo di bekas Merkado Lama.

Selain itu adalah perluasan dan pengadaan fasilitas di Bandar Udara Internasional Presiden Nicolao Lobato, di kawasan Komoro, Dili. Loket imigrasi, kepabeanan, pengamanan dan pelayanan lainnya telah dibangun secara lebih memadai.

Menurut Kirsty, program pembangunan berdimensi sosial di negara itu memerlukan perhatian serius berbagai lini.

Banyak anak muda dan remaja di negara itu yang tengah menempuh pendidikan di ibukota Dili hingga ke perguruan tinggi.

Saat ini, diperkirakan sekitar 5.000 mahasiswa negara itu kini melanjutkan studinya di berbagai perguruan tinggi Indonesia.

"Pendidikan penting sekali untuk kemajuan bangsa ini dan kami bekerja keras untuk mewujudkan pendidikan yang semakin baik," katanya.(*)

(T.A037/R009)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010