Jakarta (ANTARA News) - Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Armida Salsiah Alisjahbana mengatakan, skema subsidi bahan bakar minyak yang tepat sasaran sekarang ini sangat diperlukan.

"BBM tantangannya subsidi yang diberikan bagaimana tepat sasaran. Subsidi harus betul-betul dimanfaatkan," katanya di Jakarta, Senin.

Ia menambahkan, saat ini dalam APBN 2010 pemerintah telah mengalokasiskan subsidi pada BBM sebanyak 36,5 juta kilo liter, dan hingga kini angka tersebut masih menjadi patokan.

Terkait dengan wacana pembatasan subsidi oleh ESDM, pihaknya mengatakan, sampai saat ini belum ada keputusan resmi untuk itu. Meskipun demikian, opsi pembatasan subsidi tersebut kini tengah dibicarakan.

"Itu leadnya ESDM ya,Bappenas tentu sifatnya masukan inter departemen, masukannya sifatnya internal," katanya.

Sementara itu, ESDM sedang mengkaji sejumlah opsi pembatasan pemakaian BBM bersubsidi pada 2010. Hal ini karena BPH Migas memperkirakan penggunaan BBM bersubdsidi membengkak menjadi 40,1-40,5 juta kilo liter pada 2010.

Padahal dalam APBN 2010, pemerintah hanya mensubsidi 36,5 juta kilo liter, sehingga membuat BBM bersubsidi bisa bertambah 4 juta kilo liter dari jatahnya.

ESDM mengkaji opsi pembatasan penggunaan BBM, antara lain melarang kendaraan tahun produksi 2005 ke atas memakai BBM bersubsidi, melarang kendaraan produksi 2007 ke atas, melarang semua kendaraan sedan, dan hanya kendaraan berpelat kuning saja yang diperbolehkan membeli BBM bersubsidi.

Opsi lainnya adalah PT Pertamina (Persero) mengurangi dispenser BBM bersubsidi dan menambah dispenser nonsubsidi di SPBU, pembuatan bahan bakar dengan angka oktan antara 88 sampai 92, pemanfaatan stiker yang harus dibeli di kepolisian setempat dengan masa berlaku bulanan, dan tidak memberikan garansi kendaraan apabila membeli BBM bersubsidi.

ESDM mengatakan, pengkajian pembatasan pemakaian BBM bersubsidi selesai Juni 2010, dan selanjutnya diuji coba di Pulau Jawa pada Agustus 2010.

(T.M041/S026)


Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010