Kendari (ANTARA) - Pemerintah Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) menyampaikan uji usap antigen massal yang dilakukan kepada pekerja atau karyawan swasta baik rumah makan, perhotelan, dan lainnya telah mencapai 50 persen.

"Skrining sudah kita lakukan lima hari terhitung dengan hari ini, Alhamdulillah, 50 persentase itu sudah setengah dari jumlah yang kita targetkan sebanyak 6.000 karyawan," kata Wali Kota Kendari, Sulkarnain Kadir, di Kendari, Senin.

Sulkarnain menyampaikan dengan 50 persen pelaksanaan skrining massal kepada pekerja swasta di kota itu, maka ia yakin uji usap tersebut bisa selesai pada Januari 2021 mendatang.

Ia juga mengatakan dalam menyukseskan program tersebut, pihaknya terus melakukan komunikasi kepada pimpinan perusahaan swasta di kota itu, agar berpartisipasi dalam upaya pemerintah memutus mata rantai penyebaran COVID-19.

Baca juga: Total 116 pasien COVID-19 meninggal di Sulawesi Tenggara

Baca juga: Pasien COVID-19 meninggal di Sultra menjadi 103 orang


"Meskipun sebagian perusahaan ada yang ingin melakukan secara mandiri kepada karyawannya. Itu tidak masalah, yang penting tujuan kita sama, yakni memutus mata rantai penyebaran COVID-19," ujar Sulkarnain Kadir.
 
Data kasus COVID-19 di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara per 14 Desember 2020. (Sumber: Satgas COVID-19 Kota Kendari). (ANTARA/Harianto)


Ia mengklaim kegiatan skrining massal mampu menurunkan angka pasien positif COVID-19 di Kota Kendari.

"Alhamdulillah sekarang sudah semakin jauh berkurang. Mudah-mudahan ini terus terkendali, tentu ini masih belum bisa nol karena aktifitas dan mobilitas masyarakat juga masih cukup tinggi, tapi Alhamdulillah dengan pendekatan ini bisa kita kendalikan dengan baik," ujar Wali Kota Kendari Sulkarnain Kadir.

Data Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Kendari mencatat hingga 14 Desember 2020 jumlah kasus positif sebanyak 3.607 orang, pasien yang dinyatakan sembuh sebanyak 3.308 orang, 254 orang masih dalam perawatan isolasi atau karantina dan 45 orang dinyatakan meninggal dunia.*

Baca juga: Satu lagi, seorang dokter gigi di Sultra meninggal akibat COVID-19

Baca juga: Terjun langsung ke desa pelosok, BLK bantu warga bangkit dari COVID-19

Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020