Makassar (ANTARA) - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) langkah pemerintah menggratiskan vaksin memberikan harapan segera berakhirnya pandemi yang juga merupakan bentuk tanggung jawab negara memenuhi konstitusi untuk keselamatan kesehatan warga negara Indonesia.

“Kita bersyukur akhirnya presiden memutuskan untuk menggratiskan biaya pelayanan vaksin di kita semua,” kata Bamsoet dalam keterangannya di Makassar, Minggu.

Bamsoet mengakui vaksin ini juga rentan dikomersialkan di tengah krisis kesehatan sehingga menghambat upaya vaksinasi untuk mengatasi pandemi penyakit ini.

Kedatangan vaksin COVID-19 di Indonesia awal Desember ini dipandang sebagai salah satu kemampuan Indonesia untuk meyakinkan produsen vaksin dunia.

Baca juga: Swiss restui vaksin COVID Pfizer-BioNTech
Baca juga: Kawan Vaksin bentukan IDI siap divaksin pertama
Baca juga: Mewujudkan persepsi positif negara dari sukses vaksinasi


Dan Sejak Maret Indonesia ikut memburu vaksin, obat dan berbagai kebutuhan melawan corona.

“Kita bertarung dan berebutan dengan negara-negara lain, karena 250-an negara mengalami hal yang sama dengan kita. Sementara pabrikan vaksin itu tidak banyak,” sebutnya.

Ditargetkan Januari 2021 akan masuk 15 juta vaksin dan bertahap. Sehingga Juni target 70 persen dari 270 juta warga Indonesia telah divaksin. “Maka kita bisa bernafas lega dan kembali normal,” imbuhnya.

Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah menjelaskan bahwa kasus COVID-19 yang terjadi di Sulsel didominasi dengan status orang tanpa gejala (OTG).

“80 persen itu adalah OTG, sehingga hampir semuanya kita rawat di hotel. Di rumah sakit sampai hari ini okuvansinya di bawah 50 persen. Jadi, Insyaallah, mudah-mudahan bisa kita kendalikan dengan baik,” ujarnya.

Pewarta: Abdul Kadir
Editor: M Arief Iskandar
Copyright © ANTARA 2020