Chicago (ANTARA) - Emas berjangka jatuh lagi pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), ketika kekhawatiran atas varian baru virus corona mengguncang pasar dan investor berbondong-bondong beralih ke dolar AS, sementara logam mulia memperoleh beberapa dukungan dari paket stimulus AS.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi COMEX New York Exchange, jatuh 6,10 dolar AS atau 0,32 persen menjadi ditutup pada 1.882,80 dolar AS per ounce. Akhir pekan lalu, Jumat (18/12/2020), emas berjangka juga turun 1,5 dolar AS atau 0,08 persen menjadi 1.888,90 dolar AS.

Emas berjangka melambung 31,3 dolar AS atau 1,68 persen menjadi 890,40 dolar AS pada Kamis (17/12/2020), setelah naik 3,8 dolar AS atau 0,2 persen menjadi 1.859,10 dolar AS pada Rabu (16/12/2020), dan melonjak 23,2 dolar AS atau 1,27 persen menjadi 1.855,30 dolar AS pada Selasa (15/12/2020).

"Pedagang pasar emas secara umum melihat Senat di AS dan itu merupakan kesimpulan yang sudah pasti bahwa kesepakatan stimulus yang dilakukan tadi malam akan disahkan sore ini," kata Bob Haberkorn, ahli strategi pasar senior di RJO Futures.

Baca juga: Emas tergelincir saat dolar menguat dan investor menunggu stimulus

Baca juga: Emas melambung 31,3 dolar dipicu harapan stimulus AS, pelemahan dolar


"Emas akan diperdagangkan lebih tinggi seiring berjalannya waktu, tapi hari ini saya pikir para pedagang mulai mempertimbangkan varian baru virus corona di Inggris."

Emas telah melonjak lebih dari satu persen di awal sesi, dibantu oleh laporan bahwa para pemimpin kongres AS mencapai kesepakatan pada paket bantuan 900 miliar dolar AS.

Tetapi kemudian turun sebanyak 1,3 persen karena indeks dolar rebound dari posisi terendah multi-tahun ke tertinggi lebih dari satu minggu ketika kekhawatiran varian baru virus corona yang sangat menular menyeret pound sterling dan euro jatuh.

Berita tentang varian baru virus corona juga menekan sentimen risiko, yang menyebabkan penurunan ekuitas di Eropa dan indeks-indeks utama Wall Street.

Emas, yang dianggap sebagai pelindung nilai terhadap inflasi, telah naik sekitar 24 persen tahun ini di tengah stimulus besar-besaran yang dikeluarkan secara global.

"Aksi harga emas hari ini mengingatkan para pedagang tentang panic selling yang terjadi di bulan Maret. Prospek lebih banyak stimulus telah mendorong emas lebih tinggi, tetapi lonjakan dolar jangka pendek hari ini mengganggu tesis itu," Edward Moya, analis pasar senior di OANDA, kata dalam sebuah catatan.

"Tren bullish emas masih utuh tetapi masih rentan jika kembalinya dolar berlangsung beberapa hari."

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Maret naik 34,6 sen atau 1,33 persen menjadi ditutup pada 26,379 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari turun 27 dolar AS atau 2,59 persen menjadi menetap di 1.016,1 dolar AS per ounce.*

Baca juga: Emas naik 3,8 dolar ditopang harapan stimulus AS pasca pernyataan Fed

Baca juga: Harga emas melonjak 23,2 dolar, terangkat harapan terbaru stimulus AS

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020