Kediri (ANTARA) - Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jawa Timur, mengambil sampel darah serta swab dari ibunda Rahmania Ekananda (40), salah seorang penumpang pesawat Sriwijaya Air PK-CLC register SJ-182 rute Jakarta-Pontianak yang jatuh di perairan Pulau Seribu, Jakarta.

"Kami ambil sampel kepada ibu kandung korban atas nama Rahmania Ekananda. Yang kami ambil berupa buccal swab dan darah dari ibu korban," kata Kaur Biddokes DVI Polda Jawa Timur drg Yurika Artanti di Kediri, Senin.

Untuk selanjutnya, dari hasil pengambilan sampel itu akan dikirimkan ke laboratorium DNA di Jakarta di Pusdokkes Polri. Proses pengirimannya akan dibantu dari TNI AU yang akan mengirimkan sampel tersebut ke Jakarta.

Ia menambahkan, sampel itu diambil dari Nanik Mardiyah, ibu dari Rahmania Ekananda, penumpang pesawat Sriwijaya Air tersebut. Sampel akan dicocokkan dengan DNA korban yang ditemukan petugas.

Baca juga: Urkes ambil DNA keluarga korban Sriwijaya di Pinrang

Baca juga: Kabaharkam pantau langsung pencarian korban Sriwijaya Air SJ 182


"Fungsi sampel itu akan dicocokkan dengan DNA korban yang ditemukan, jenazah yang ditemukan dan dibawa ke Kramat Jati (RS Polri Kramat Jati), akan dicocokkan, apakah cocok dengan ibu tersebut," ujar dia.

Pihaknya juga menyerahkan sepenuhnya hasil sampel tersebut ke pusat, karena tugasnya di daerah hanya membantu mengambil sampel keluarga korban pesawat Sriwijaya Air tersebut di daerah.

Ia juga menegaskan, sampel itu hanya untuk mencocokkan antara DNA ibu korban dengan Rahmania Ekananda. Sedangkan untuk anak-anak korban akan diambilkan DNA dari ayahnya.

Peristiwa jatuhnya pesawat Sriwijaya Air PK-CLC register SJ-182 rute Jakarta-Pontianak terjadi di perairan Pulau Seribu, Jakarta, Sabtu (9/1). Keluarga korban ada yang berasal dari Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri, Jawa Timur.

Ibunda korban adalah Nanik Mardiyah. Di pesawat Sriwijaya Air itu ada satu anaknya, dua cucu serta seorang perawat yang membantu merawat cucunya. Mereka adalah Rahmania Ekananda (40), Fazila Ammara (6), Fathima Ashalina (2,5 tahun), dan Dinda Amelia (16) seorang pengasuh anak.

Nanik mengatakan anaknya memang berencana akan menyusul suaminya dengan dua orang cucu serta pengasuh anak ke Pontianak. Suami anak pertamanya itu mendapatkan promosi dan ditugaskan di Lanud Supadio Pontianak.

Pesawat itu berangkat pada Sabtu (9/1). Sesuai dengan jadwal, pesawat berangkat jam 14.36 WIB dan tiba di Pontianak jam 15.44 WIB. Mundur dari jadwal seharusnya, jam 13.35 WIB karena faktor cuaca. Namun, lost contact terjadi pada jam 14.44 WIB dengan titik terakhir di sekitar Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu Jakarta.

Sementara itu, kedatangan tim tersebut juga mendapatkan kawalan dari jajaran Polres Kediri. Di lokasi rumah ibu korban hanya ada sejumlah keluarga.

Setelah masuk, petugas meminta izin melakukan tugas dengan mengambil sampel darah dan buccal swab tersebut. Setelah selesai, petugas sempat komunikasi dengan keluarga lalu berpamitan.*

Baca juga: Istri Suyanto, penumpang Sriwijaya Air, masih syok

Baca juga: Pemprov Sumsel fasilitasi kebutuhan keluarga korban Sriwijaya Air

Pewarta: Asmaul Chusna
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021