Jakarta (ANTARA News) - Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Barack Obama diharapkan menekan Israel untuk menghentikan serangan militernya atas Palestina yang telah menewaskan 1000 orang lebih penduduk Palestina dalam tiga pekan terakhir ini, kata Ketua Umum Jenderal Soedirman Center (JSC) Bugiakso. "Desakan lembaga kajian JSC kepada Presiden AS Obama yang akan dilantik, pada Selasa malam ini, karena hanya AS sebagai sekutu utama Israel, permintaan penghentian serangan militer akan dipatuhinya, kata Bugiakso kepada pers di Jakarta, Selasa. Cucu Pahlawan Nasional Panglima Besar Jenderal Soedirman itu menegaskan, agresi militer Israel ke Palestina merupakan pelanggaran hukum Humaniter (kemanusian) dan hukum internasional HAM, serta hal tersebut bukan konflik agama. Agresi Israel tersebut merupakan tragedi kemanusiaan karena kejahatan terhadap kemanusiaan seperti penggunaan bom fosfor dan mengebom pemukiman penduduk Palestina, rumah sakit dan ketiadaan perlindungan ibu-ibu, anak-anak, orang yang sakit sebagaimana diatur dalam Statuta Roma tahun 1998. "Ketidakhormatan Israel terhadap hukum Humaniter, Internasional HAM dan Resolusi PBB, karena posisinya yang didukung AS," katanya. Oleh karena itu, kata Bugiakso, JSC akan mengirim surat apresiasi kepada Presiden Obama jika dalam pidato pelantikannya mendesak Israel menghentikan agresinya ke Palestina, tapi jika Obama mendukung Israel, maka JSC juga akan mengirim surat kecaman. Ia juga meminta pemerintah RI untuk melakukan perjuangan diplomasi untuk menghentikan agresi Israel atas Palestina, seperti melalui forum negara Organisasi Konferensi Islam (OKI), negara peserta konferensi Asia dan Afrika ditambah negara Amerika Selatan untuk meminta AS agar mendesak Israel menghentikan agesinya. Selain itu, pemerintah RI agar menjelaskan kepada masyarakat bahwa konflik Israel atas Palestina bukan konflik agama, sehingga dapat dicegah adanya tindakan anarkhis dari kelompok masyarakat tertentu yang menafsirkan konflik di Timteng sebagai perang antar umat berama.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009