SYDNEY, 1 Juni (ANTARA/Medianet International-AsiaNet) -- Peraih Hadiah Nobel Uskup Desmond Tutu telah bergabung dengan aksi hak asasi manusia internasional yang mengutuk perlakuan Australia terhadap ulama moderat Iran yang menghadapi deportasi yang segera terjadi.

     Sheikh Mansour Leghaei, ulama Syiah moderat, telah hidup secara damai bersama keluarganya di Australia selama 16 tahun. Ia tak pernah diberi izin tinggal tetap akibat dua penilaian keamanan yang merugikannya oleh Organisasi Intelijen Keamanan Australia (ASIO) beberapa tahun lalu.

     Bertolak-belakang dengan proses dengar pendapat yang adil di International Covenant on Civil and Political Rights (ICCPR), Australia tak pernah memberitahu Dr. Leghaei mengenai sifat tuduhan terhadap dia. Australia adalah salah satu penandatangan perjanjian tersebut.

     Dr. Leghaei, salah seorang pengusul dialog antar-agama dan toleransi beragama, dengan tegas membantah bahwa dia adalah ancaman terhadap keamanan nasional Australia.

     "Di Afrika Selatan, kami dulu biasa melakukan penahanan tanpa proses pengadilan. Di Australia, anda memiliki pendeportasian tanpa proses pengadilan," kata Uskup Desmond Tutu.

      Pada April, Komisaris Tinggi PBB Urusan Hak Asasi Kemanusiaan (OHCHR) secara resmi meminta Australia agar tidak mendeportasi Dr. Leghaei, sementara lembaga tersebut mempertimbangkan apakah hak asasi manusia telah dilanggar. Pada 17 Mei, Menteri Imigrasi Australia Senator Chris Evans tak mengacuhkan permintaan PBB itu dan mengumumkan Dr. Leghaei memiliki waktu enam pekan untuk pergi.

     "Deportasi yang menunggu atas Sheikh Mansour Leghaei adalah pelecehan terhadap keadilan. Tak diragukan bahwa semua hak asasi manusianya telah dilanggar," kata Dr. Chandra Muzaffar, pegiat, tokoh pembaruan dan ilmuwan politik terkemuka di Malaysia.

     Satu pekan setelah Amnesty International mengecam Pemerintah Australia karena menempatkan kepentingan politiknya sendiri di atas hak asasi manusia dalam memperlakukan pencari suaka dari Afghanistan dan Sri Lanka, banyak penganjur hak asasi manusia internasional telah memberi dukungan buat Dr. Leghaei, termasuk:
   
     * Uskup Riah Abu El-Assal, Uskup Israel, Palestine, Jordania, Suriah dan Lebanon.

     * Mairead Corrigan-Maguire, peraih Hadiah Nobel Perdamaian.

     * Dr Chandra Muzaffar.

     * Profesor Hans Kochler, President of the International Progress
Organization.

     * Dr Norman Finkelstein, ilmuwan politik Amerika .

     * Uskup Desmond Tutu.

     * Uskup George Browning, pensiunan Uskup Canberra dan Goulburn.

     Lebih dari 1.000 pendukung kelompok dialog antar-agama, yang dipimpin Dr. Leghaei, mempersiapkan diri untuk berpawai di Majelis Parlemen di Canberra pada Kamis, 3 Juni, pukul 12:00 waktu setempat.

     www.savethesheikh.com

     Kontak Media: Helen Signy
                   +61 425 202 654
                   helensigny@writemedia.com.au

                   Father Dave Smith
                   +61 409 620 009
                   dave@fatherdave.org

                   Ben Saul
                   +61 424 365 146
                   ben.saul@sydney.edu.au

 SUMBER: Christian Save the Sheikh Coalition

Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2010