London (ANTARA News) - Indonesia dan Bulgaria sepakat untuk meningkatkan kerjasama di bidang energi dan pertanian yang merupakan salah satu hasil Sidang IV Komisi Bersama Indonesia-Bulgaria yang diadakan di Sofia, pada 31 Mei hingga 1Juni 2010.

Delegasi Indonesia dipimpin Direktur Jenderal Amerika dan Eropa, Duta Besar Retno L.P. Marsudi, didampingi Dubes RI untuk Republik Bulgaria, Immanuel Robert Inkiriwang, demikian Sekretaris Ketiga, Sosial-budaya, KBRI di Sofia, Bulgaria, Aditya Timoranto kepada koresponden ANTARA News di London, Selasa.

Selain itu, hadir pula wakil-wakil dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Kementerian Keuangan, Sekretariat Kabinet, Badan Koordinasi Penanaman Modal, dan Bank Indonesia.

Sementara itu, Delegasi Bulgaria dipimpin Wakil Menteri Pertanian dan Pangan, Georgi Kostov, dengan didampingi wakil dari Kementerian Ekonomi, Energi dan Pariwisata, Kementerian Luar Negeri, Badan Promosi UKM, Executive Agency Maritime Administration dan Executive Agency for Fisheries and Aquaculture.

Pertemuan SKB IV RI-Bulgaria ini dilakukan 4 tahun setelah pertemuan SKB ketiga di Bulgaria tahun 2006. Di bidang energi, kedua negara mengakui pentingnya teknologi climate change mitigation seperti carbon capture storage (CCS) dan clean coal technology.

Kedua negara sepakat terhadap kerja sama bidang energi yang dapat dikerjasamakan, yaitu batu bara (coal), energi terbarukan (renewable energy), dan energi efisien (energy efficiency).

Untuk pengembangan kerja sama energi yang lebih efektif, kedua pihak sepakat membentuk working group dalam kerangka Komisi Bersama RI-Bulgaria.

Di bidang pertanian, ditekankan pentingnya promosi produk pertanian Indonesia di Bulgaria. Indonesia dan Bulgaria juga sepakat membentuk kelompok kerja didang pertanian (working group on agriculture) dalam kerangka Komisi Bersama RI - Bulgaria sebagai upaya untuk lebih meningkatkan kerja sama di bidang pertanian.

Selain itu, Indonesia mengundang investasi Bulgaria di sektor perkebunan kelapa sawit, sedangkan Bulgaria menawarkan kerja sama pembangunan terminal crude palm oil (CPO) dari Indonesia di salah satu pelabuhan Bulgaria di Laut Hitam untuk pasar Balkan dan Eropa pada umumnya.

Di bidang perdagangan bilateral, terdapat peningkatan yang sangat signifikan pada tahun 2008 yaitu 78,6 persen dari 49,128 juta dolar AS tahun 2007 menjadi 87,764 juta dolar AS tahun 2008.

Di tahun 2009, terjadi penurunan perdagangan yang diyakini bersifat sementara dan lebih dikarenakan krisis keuangan internasional. Kedua pihak menyampaikan optimisme terhadap perdagangan di masa depan dengan mulai kembali meningkatnya nilai perdagangan periode Januari-Februari 2010 sebesar 54,8 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

Indonesia menyambut baik keinginan Bulgaria untuk melakukan investasi di bidang perkebunan kopi dan kawasan wisata di Indonesia.

Indonesia juga menawarkan proyek-proyek yang terbuka untuk investasi asing (public private partnership), seperti pembangkit tenaga listrik, jalan tol, jalan kereta api, jalur kereta bandara, dan jembatan Selat Sunda.
(U.ZG/P00)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010