Jakarta (ANTARA News) - Relawan Indonesia yang turut serta konvoi kapal misi kemanusiaan untuk Gaza, selama ditahan oleh otoritas Israel diminta menandatangani surat pernyataan untuk dideportasi.

Selama relawan Indonesia ditahan, mereka diinterogasi mengenai identitas diri, seperti asal negara dan paspor, kata Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia (PWNI) dan Badan Hukum Indonesia (BHI) Teguh Wardoyo di Jakarta, Rabu sore.

"Surat tersebut berisi pernyataan tidak akan mengulangi perbuatan yang sama, yaitu memasuki Israel  dan masuk Gaza," kata Teguh Wardoyo selepas konferensi pers Pemulangan Tiga Anak WNI dari Kuching, Malaysia.

Pernyataan itu, kata Teguh, merupakan keharusan oleh otoritas Israel supaya bisa melakukan proses deportasi, namun Indonesia bersikeras menolak penandatangan tersebut.

"Kita memiliki pengacara di Yordania yang mempunyai hubungan dengan anggota parlemen Israel, yang juga seorang pejuang HAM, dan berhasil mengupayakan warga kita untuk tidak menandatangani," tambahnya.

Teguh mengatakan juga 10 relawan Indonesia dikabarkan sudah melewati perbatasan darat King Hussein dan diterima oleh Dubes Indonesia untuk Kerajaan Yordania Zaenul Bahar pukul 11.30 WIB, kemudian menetap di Wisma Kedutaan Besar Indonesia, Amman, Yordania, Rabu.

Ia juga mengatakan dua relawan yang cedera akibat dari serangan militer Israel pada kapal Mavi Marmara, masih dirawat di Israel. KBRI Amman akan terus memonitor dan meminta pemulangan WNI cedera kepada otoritas Israel.

Identitas dua relawan tersebut adalah Surya Fahrizal Aprianus dari Sahabat Al Aqsa dan Okvianto Emil Baharudin dari Komite Indonesia untuk Solidaritas Palestina (Kispa).

Ia menegaskan Indonesia telah melakukan upaya protes kepada Dewan Keamanan PBB serta Konvensi Jenewa.

"Dewan Keamanan PBB sudah mengeluarkan resolusi, keluar pada Selasa malam. Kami telah melakukan banyak upaya untuk melindungi WNI," ujarnya.

Relawan Indonesia ikut serta dengan misi kemanusiaan untuk rakyat Gaza, dengan menaiki konvoi kapal berbendera Turki. Dalam konvoi tersebut, diturut serta sekitar 700 relawan dari 42 negara, dengan membawa 10.000 barang bantuan.

Konvoi tersebut disergap oleh pasukan komando militer Israel, Senin pagi, di laut internasional dan dikabarkan sembilan telah tewas, lalu kemudian menderek konvoi kapal tersebut ke pelabuhan Israel dan menahan para relawan.(*)
(T.KR-IFB/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010