Jakarta (ANTARA News) - Pengamat Ekonomi Ryan Kiryanto menilai masuk akal bila Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga acuan BI rate tetap pada level 6,5 persen.
"Keputusan BI menetapkan BI rate bertahan di level 6,5 cukup masuk akal dan tepat jika melihat tren inflasi ke depan,semester 2 yang cenderung naik karena TDL dan penyesuaian harga kebutuhan pokok," katanya di Jakarta, Kamis.

Menurut dia, dengan sikap BI tetap mempertahankan BI rate di level 6,5 persen, tidak akan mempengaruhi atau memicu kenaikan suku bunga perbankan.

"Sehingga memberi gairah sektor riil," katanya.

Ia menambahkan, langkah BI tersebut memberikan sinyal dan `stance` yang baik. "Sehingga dapat menjaga `market confidence level` (tingkat kepercayaan pasar) yang positif untuk apresiasi rupiah dan penguatan IHSG di pasar modal," katanya.

Menurut dia kepercayaan pasar saat ini penting terutama terkait dengan kondisi perekonomian akhir-akhir ini yang sedikit bergejolak seiring dengan krisis utang di Yunani.

Sementara itu, BI sejak Agustus 2009 telah menahan suku bunga acuan BI Rate pada level 6,5 persen. BI berpendapat saat ini laju inflasi dalam jalur target BI yaitu lima plus minus satu.

Selain itu, kebijakan ini menurut BI juga menjaga konsistensi stabilitas keuangan di dlaam negeri ditengah meningkatnya resiko ketidakpastian global akibat krisis utang Yunani. (*)

(T.M041/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010